Industri Otomotif Sangat Terdampak Tren Global

Jum'at, 13 November 2020 | 18:35 WIB
Industri Otomotif Sangat Terdampak Tren Global
Sejumlah kendaraan berjenis Low Cost and Green Car (LCGC) melintas di Jalan Gatot Subroto dan MH Thamrin, Jakarta [Suara.com/Kurniawan Mas'ud].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengungkapkan bahwa industri otomotif Indonesia bukan baru sekali diterpa masalah. Termasuk mengalami dampak virus Corona di sektor otomotif pada saat sekarang.  Sektor ini memang sangat terdampak oleh tren global.

Bila melihat sejarahnya, sejak 2005 industri otomotif memang sensitif terhadap perubahan global. Contohnya ada peningkatan harga minyak di 2006, penjualan otomotif turun sampai 40 persen.

"Di 2009 ada krisis Lehman, industri otomotif turun lagi 19-22 persen," jelas Taufiek Bawazier, dalam webinar bersama awak media, baru-baru ini.

Untuk diketahui, Lehman Brothers adalah perusahaan jasa keuangan global yang mengalami kebangkrutan pada 2008, akibat krisis subprime mortgage di Amerika serikat, saat bank terlalu banyak memberikan pinjaman untuk properti pada 2007-2009. Situasi ini menyebabkan Great Recession.

Baca Juga: Pajak Nol Persen Ditolak, Kemenperin Pikirkan Ide untuk Industri Otomotif

Mobil listrik DFSK Gelora E diperkenal dalam arena GIICOMVEC 2020 di Jakarta, Kamis (5/3/2020). [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan]
Mobil listrik DFSK Gelora E diperkenalkan dalam arena GIICOMVEC 2020 di Jakarta, Kamis (5/3/2020).  Sebuah pameran besar otomotif yang dibayang-bayangi awal pandemi COVID-19 [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan]

Sedangkan pada 2015, lanjut Taufiek Bawazier, rupiah sempat melemah dan ekonomi global mengalami perlambatan. Hal itu menyebabkan turunnya angka penjualan produk otomotif sebanyak 16 persen.

Sementara produksi turun sampai 15 persen. Jadi saat krisis moneter 2015, penjualan mobil turun sekitar 15-16 persen.

"Sekarang COVID-19, di seluruh global turun 40-50 persen," terangnya.

Namun demikian, saat ini industri otomotif dinilai sudah mulai berangsur pulih. Taufiek Bawazier menyatakan bahwa untuk mendorong kondisi sektor otomotif segera kembali normal diperlukan kebijakan dari pemerintah.

Salah satunya seperti yang pernah dilakukan pada 2013, yakni dengan mengeluarkan kebijakan kendaraan Low Cost Green Car (LCGC).

Baca Juga: BlackBerry Berniat Terjun ke Industri Otomotif, Ini Produk Andalannya

"Kekuatan konsumen untuk membeli itu menjadi penting, jadinya butuh instrumen ke arah ini," tutup Taufiek Bawazier.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI