Pajak Nol Persen Ditolak, Kemenperin Pikirkan Ide untuk Industri Otomotif

Jum'at, 13 November 2020 | 11:00 WIB
Pajak Nol Persen Ditolak, Kemenperin Pikirkan Ide untuk Industri Otomotif
Gairah pasar otomotif Nasional yang ditunjukkan antara lain dengan membeludaknya pengunjung di event otomotif Tamah Air, seper IIMS di JI Expo Kemayoran, Jakarta. Sebuah momen yang absen pada 2020 [Suara.com/Insan Krisnamusi].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier menyebutkan bahwa pihaknya terus memikirkan cara untuk mempermudah masyarakat memiliki mobil baru.

Pasalnya meski mulai mengalami pertumbuhan, pencapaian yang ada masih jauh dari target yang diharapkan.

"Kalau jumlah pemesanan dan penjualan meningkat, tentu utilitas pabrik otomotif kita bisa bertambah. Sehingga, lebih banyak lagi tenaga kerja yang dilibatkan," ujarnya dalam webinar bersama awak media, baru-baru ini.

Sementara itu, Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara melihat bahwa dalam kondisi saat ini dukungan pemerintah sangat dibutuhkan. Yaitu untuk mengangkat penjualan kendaraan roda empat. Di satu sisi turut mencegah penyebaran virus penyebab COVID-19 dengan penggunaan mobil pribadi, dan di sisi lain juga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Ini Usulan Kemenperin agar Masyarakat Mudah Beli Mobil Baru Saat Pandemi

Ilustrasi pabrik mobil. [ANTARA FOTO/Zabur Karuru]
Ilustrasi pabrik mobil [ANTARA FOTO/Zabur Karuru]

"Industri otomotif ini memiliki pengaruh ke sektor lain. Contohnya, 80 persen pembelian kendaraan bermotor menggunakan jasa keuangan. Belum lagi ada sektor asuransi, lalu UMKM pemasok komponen dan sebagainya yang mendorong ekonomi," ucap Kukuh Kumara.

Tanpa dukungan pemerintah, ia melihat akan berat bagi produsen kendaraan untuk bisa memenuhi target 600 ribu unit di tengah pandemi. Padahal, target ini sudah mengalami revisi sebagai dampak dari virus Corona di sektor otomotif.

"Kami hanya punya sisa dua bulan untuk mengejarnya. Apalagi kalau sudah Desember, itu pasti masyarakat sudah memilih untuk liburan dan menunda membeli sampai tahun depan," tutup Kukuh Kumara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI