Akibat Program Recall, Hyundai Mengalami Kerugian

Selasa, 27 Oktober 2020 | 10:00 WIB
Akibat Program Recall, Hyundai Mengalami Kerugian
Ilustrasi logo Hyundai (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hyundai Motors Corporation, produsen otomotif terbesar di Korea Selatan menyatakan telah mengalami kerugian, yang terjadi karena pemanggilan kembali produk-produk terdampak untuk diberikan perbaikan atau dikenal sebagai recall.

Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, perusahaan itu memberitakan terjadinya kerugian bersih untuk periode Juli-September akibat masalah recall. Yaitu menyangkut kualitas mesin yang harus diperbaiki sehingga pendapatan kuat pun susut untukpembiayaan ini.

Sebagai produsen mobil terbesar kelima dunia--digabungkan dengan Kia Motors Corporation--ini mengalami kerugian 336 miliar won. Sementara, rata-rata dari 12 perkiraan analis, mestinya bisa menuai laba 1,2 triliun won.

Untuk menutupi biaya recall, yang mengurusi perbaikan mesin berisiko macet dan kebakaran, Hyundai mesti menyiapkan 2,1 triliun won.

Baca Juga: KIA Gelar Pemeriksaan Gratis untuk 19 Model Mobil di Indonesia

Ilustrasi Kia Motors. [Shutterstock/FotograFFF]
Kia Motors, afiliasi Hyundai di Korea Selatan [Shutterstock]

"Hasil kuartal ketiga mencerminkan biaya penyediaan terkait mesin karena perusahaan mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan keselamatan pelanggan dan menutupi kemungkinan peningkatan biaya terkait kualitas di masa depan," demikian bunyi pernyataan Hyundai.

"Kami dengan tulus meminta maaf kepada pemegang saham dan investor karena berulang kali mengalami masalah biaya kualitas selama tiga kuartal sejak 2018," papar seorang eksekutif dalam laporan singkat pendapatan.

Begitupun analis menyatakan bahwa kerugian operasional tidak begitu berpengaruh karena Hyundai memiliki penjualan yang kuat pada kuartal terkait, serta didukung peningkatan permintaan di Amerika Serikat dan pasar negara berkembang seperti India.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI