Suara.com - Mantan Menko Kemaritiman dan ekonom senior Rizal Ramli mempertanyakan keampuhan UU Omnibus Law Cipta Kerja yang digadang-gadang mampu menarik investor.
Sebab, perusahaan produsen mobil asal Jepang, Nissan justru kabur dari Indonesia dan memilih menutup pabriknya di Tanah Air
Hal itu disampaikan oleh tokoh yang terkenal dengan 'jurus kepret'nya itu melalui akun Twitter pribadinyanya @ramlirizal.
Eks Menko Kemaritiman itu mengunggah sebuah tautan artikel pemberitaan yang melaporkan produsen mobil menutup pabriknya di Indonesia dan beralih ke Thailand.
Baca Juga: Tega! Bukannya Ditolong, Gadis Ini Malah Difoto Warga Saat Jatuh Dari Motor
"Lho bukannya UU Omni bakal membuat industri manufaktur Indonesia lebih menarik? Lho kok kepiye, malah kabur?" kata Rizal seperti dikutip Suara.com, Senin (26/10/2020).
Rizal Ramli mengaku curiga dengan adanya perusahaan asing yang menarik investasinya di Indonesia. Ia menduga pemerintah 'salah mendiagnosa' dan 'salah memberikan obat' untuk mengatasi permasalahan di Indonesia.
"Jangan-jangan salah diagnosa dan salah obat?" ungkap Rizal Ramli.
Nissan tutup pabrik di Indonesia
Perusahaan produsen mobil Nissan Motor Co, Ltd. mengumumkan penutupan pabrik mobilnya di Indonesia pada Mei 2020.
Baca Juga: Teriak 'Tarik Sis', Dua Wanita Ini Jatuh dari Motor
Dengan penutupan pabrik di Indonesia, Nissan fokus mengembangkan bisnisnya di pabrik Thailand sebagai basis produksi tunggal untuk pasar ASEAN.
Belum lama ini, Nissan merekrut 2.000 orang di Thailand untuk bekerja di fasilitas pabrik yang berlokasi di wilayah Samut Prakan, Thailand.
Nissan menyebut alami peningkatan permintaan pada produk mereka, Nissan Navara dan Nissan Kicks e-Power, sehingga menambah karyawan baru nyaris 50 persen dari total karyawan yang dimiliki Nissan di Thailand.