Mobil Bersistem Autopilot Dinilai Bahayakan Jiwa Manusia

Jum'at, 23 Oktober 2020 | 11:20 WIB
Mobil Bersistem Autopilot Dinilai Bahayakan Jiwa Manusia
Mobil swakemudi. Sebagai ilustrasi [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga riset dari Britania Raya, Thatcham Research memberikan penilaian bahwa rencana pemerintah Inggris untuk melegalkan mobil tanpa awak, swakemudi, atau sistem autopilot pada 2021 akan membahayakan jiwa manusia.

Alasannya, teknologi otomatis yang tertanam di dalam mobil masih jauh dari kata sempurna. Atau dengan kata lain bisa dibilang masih di bawah kemampuan manusia.

"Kami tidak percaya bahwa teknologi ini secara memadai menjawab apa yang akan dilakukan konsumen dan cara mereka akan menggunakannya," kata Matthew Avery, Direktur Thatcham Research, seperti dikutip dari Autonews.

Kekinian, pabrikan otomotif asal Jerman seperti Daimler AG dan produsen mobil listrik Tesla Incorporation dari Amerika Serikat menjadi perusahaan yang paling gencar mengembangkan fitur penggerak otomatis pada mobil. Bahkan perusahaan itu menyatakan bahwa teknologi mutakhir tadi bisa digunakan dengan aman walau tanpa kendali manusia.

Baca Juga: Pamer Sistem Autopilot, Pemilik Tesla Duduk di Kursi Penumpang

Mobil Otonom Waymo. (Autoblog)
Salah satu contoh mobil autopilot, Waymo. (Autoblog)

Namun dalam penelitiannya, Thatcham Research menemui bila teknologi belum bisa membaca debris atau benda-benda yang terserak di jalan. Mulai dari material kayu, batu, sampai barang lain berdimensi lebih besar. Bahayanya lagi, teknologi mutakhir ini belum mampu menghindari pejalan kaki atau mengenali siatusi ketika sebuah jalur jalan raya ditutup.

"Teknologinya belum memadai, terlepas dari apa yang dikatakan pabrikan," jelas Matthew Avery.

Sementara itu, peneliti Amerika Serikat juga telah menyampaikan kekhawatiran sama. Selain itu, dianggap masalah bagi industri asuransi.

Dicontohkan jika pengemudi tidak bertanggung jawab atas kendaraan dan menyatakan dirinya hanya sebagai penumpang pada mobil swakemudi. Tentunya hal ini menjadi kewajiban tambahan bagi perusahaan asuransi dan menyebabkan premi yang lebih tinggi.

Matthew Avery mengatakan bahwa dalam waktu sekitar lima tahun ke depan mungkin sistem swakemudi mampu disempurnakan. Namun penyebutan sistem otomatis sangatlah menyesatkan. Seharusnya sistem ini disebut "mengemudi dengan bantuan".

Baca Juga: Dianggap Bahaya, Pria Ini Ditilang setelah Ngebut Pakai Fitur Swakemudi

"Kami telah melihat orang-orang melakukan hal-hal konyol dengan Tesla. Duduk di bagian penumpang dan menganggap mobil berjalan secara otomatis padahal jelas tidak," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI