Suara.com - Produsen mobil tertua dari Jerman, Daimler, mendesak anggota parlemen Eropa agar terus mempromosikan infrastruktur pengisian daya mobil listrik secara agresif di tengah upaya perusahaan memangkas emisi karbon dioksida.
Kepala Dewan Kerja Daimler, Michael Brecht mengatakan produsen mobil telah memperingatkan kepada Komisi Eropa supaya memangkas rata-rata emisi mobil baru pada 2030. Besarannya mencapai 50 persen. Tujuannya membantu pekerjaan manufaktur, yang masih sangat bergantung pada perakitan mobil combustion engine atau pembakaran konvensional.
Menurut Michael Brecht, secara keseluruhan permintaan mobil dapat terganggu jika kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) tidak dibuat lebih menarik. Antara lain menunjukkan atau mempromosikan bahwa infrastruktur berupa stasiun pengisian daya baterai listrik sudah tersedia lengkap.
"Badan politik seharusnya tidak memutuskan kesepakatan hijau (Green Deal) untuk memperketat batas emisi karbon dioksida tanpa syarat," papar Michael Brecht, seperti dikutip dari Autonews.
Baca Juga: Dapat Insentif, Penjualan Mobil Listrik Meningkat Tiga Kali Lipat di Eropa
Ia menambahkan, harus ada rencana besar untuk meningkatkan infrastruktur pengisian daya. Ada banyak inisiatif kecil tapi tidak ada yang menyatukan semuanya. Akiabtnya promosi infrastruktur bagi mobil EV tidak kencang bergaung.
Awal pekan ini, Parlemen Eropa mendukung target yang mengikat secara hukum bagi Uni Eropa untuk memangkas emisi gas rumah kaca sebesar 60 persen pada 2030.
Michael Brecht mengatakan bahwa Daimler telah meninjau strategi untuk merumahkan sejumlah sumber daya manusia. Lantas melengkapi pabrik dengan peralatan produksi mobil listrik, kemudian melatih kembali para pekerja agar mampu membuat mobil rendah emisi.