Baterai Ponsel 5G Akan Ancam Pasokan Baterai Mobil Listrik

Senin, 21 September 2020 | 19:56 WIB
Baterai Ponsel 5G Akan Ancam Pasokan Baterai Mobil Listrik
Ilustrasi isi ulang baterai mobil listrik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebutuhan baterai isi ulang untuk ponsel berteknologi 5G diprediksi akan terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun mendatang dan bisa mengancam pasokan untuk mobil listrik.

Gawai berteknologi 5G butuh baterai lebih besar ketimbang yang 4G. Alasannya karena antena yang digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang radio membutuhkan daya lebih besar.

"5G akan menjadi sumber utama permintaan kobalt di tahun-tahun mendatang," kata George Heppel dari perusahaan analis pasar energi CRU, dilansir dari USnews.

Dalam penelitian yang dilakukan, disebutkan bahwa permintaan kobalt untuk perangkat portabel akan meningkat menjadi 73.000 ton pada 2025 dari sebelumnya hanya 45.000 ton di 2020.

Baca Juga: Honda Pamerkan Konsep Mobil Listrik di Auto China 2020

"Di masa mendatang, kami kemungkinan akan melihat beberapa penawaran agresif untuk kobalt dari kendaraan listrik dan telepon seluler," tambah George Heppel.

Kendaraan listrik biasanya menggunakan baterai berbahan nikel, kobalt dan mangan, tetapi ada alternatif lain seperti lithium iron phosphate yang tidak membutuhkan kobalt.

Diperkirakan permintaan kobalt berkisar antara 100.000 dan 130.000 ton untuk tahun ini. Sedangkan pada 2025 akan menjadi antara 200.000 dan 260.000 ton.

Analis memperkirakan pasar kobalt akan mengalami defisit mulai 2022 karena penjualan kendaraan listrik dan telepon 5G semakin cepat.

"Saat transisi global ke teknologi 5G semakin cepat, pertumbuhan di pasar non-EV memiliki potensi signifikan untuk berkembang di dua bidang, portabel dan sistem penyimpanan energi," tutup Happel.

Baca Juga: Volkswagen Akan Jual Merek Bugatti ke Startup Kroasia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI