Suara.com - Beberapa tahun belakangan, isu mengenai kebisingan kendaraan roda dua di Eropa menjadi isu sensitif.
Dibalut dengan aturan mengenai standar emisi, pabrikan wajib mengeluarkan motor bersuara senyap dengan gas buang yang ramah lingkungan.
Pemerintah di beberapa negara bahkan mulai mencanangkan pelarangan penggunaan motor, seperti di Tyrol, Austria dan beberapa negara lain seperti Jerman, Swiss, Italia, dan Prancis.
Adanya aturan pelarangan penggunaan motor ini rupanya membuat para pelaku industri gerah.
Baca Juga: Beli Mobil Baru, Ternyata Konsumen Masih Tertarik Lihat Langsung
Dilansir dari Visordown, Sabtu (29/8/2020), Presiden KTM dan Husqvarna Stefan Pierer berujar bahwa industri otomotif bakal kena dampak besar jika pelarangan ini marak dilakukan.
"Sebagai bagian dari asossiasi pabrikan motor global, kami telah membuat rencana spesifik untuk mengatasi kebisingan. Kami bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ambang batas kebisingan suara," ungkapnya.
"Sementara itu produsen sebenarnya telah melakukan berbagai usaha namun itu tak cukup. Tindakan yang tepat juga perlu dilakukan oleh produsen aksesoris. Diperlukan juga perilaku yang pantas oleh pengendara," imbuhnya.
Selain itu, bos BMW Motorrad juga ikut angkat bicara.
"Topik kebisingan motor terlalu kompleks untuk jawaban yang sederhana," ujar Markus Schramm.
Baca Juga: Best 5 Oto: Mercedes-Benz Tebak Kata dengan Supermodel, BMW M8 Laris Manis
"Faktanya bahwa motor dianggap berisik di beberapa area karena telah dimodifikasi, hal ini juga dipengaruhi perilaku pengendara, atau jumlah pengendara di suatu tempat saat akhir pekan," imbuhnya.
"Apakah adil untuk menghukum semua pemotor karena ulah dari segelintir orang? Kami mendefinisikan kebisingan motor bukan berdasarkan keluaran suara namun karakter suara, kami juga tengah berdiskuis dengan legislator secara serius," pungkasnya.