Suara.com - CEO Tesla Elon Musk membenarkan bila pabrik mobil listriknya di Nevada, Amerika Serikat (AS), telah menjadi target serangan siber yang dilakukan oleh peretas asal Rusia.
Orang nomor satu Tesla tersebut membenarkan laporan sebuah media elektronik yang membeberkan bahwa ada serangan terhadap jaringan komputer Tesla oleh seorang warga Rusia.
Dalam artikel yang diterbitkan Teslarati itu disebutkan bahwa sebuah perusahaan mobil listrik di AS telah jadi sasaran serangan siber. Identitas perusahaan itu tak diketahui sampai Musk memberikan konfirmasi pekan ini.
"Ini adalah serangan yang serius," kata Musk dalam tweet, menanggapi artikel Teslarati.
Baca Juga: Pelaku Peretasan Sistem Twitter Ternyata Masih 17 Tahun
Terduga peretas yang melancarkan serangkan ke Tesla diketahui bernama Egor Igorevich Kriuchkov. Pemuda 27 tahun bekewarganegaraan Rusia itu ditangkap dan didakwa melakukan konspirasi yang menyebabkan kerusakan pada sistem dan mencoba merekrut seorang karyawan untuk memasukkan malware ke dalam sistem.
"Malware itu ditujukan untuk mengekstraksi data dari jaringan dan kemudian mengancam perusahaan untuk mendapatkan uang tebusan," tulis pernyataan yang dikeluarkan Departemen Kehakiman AS.
Menurut Departemen Kehakiman, Kriuchkov telah menjanjikan karyawan tersebut insentif sebesar 1 juta dolar AS jika berhasil memasukkan malware ke dalam sistem Tesla. Untungnya karyawan itu memberi tahu FBI dan akhirnya berhasil menggagalkan serangan tersebut.