Suara.com - Pemerintah Jepang berencana untuk membuat Honda dan Nissan merger pada akhir 2019. Hal tersebut diinisiasi oleh Perdana Menteri Shinzo Abe.
Dilansir dari Motor1, Kamis (20/8/2020), ia khawatir dengan hubungan Renault-Nissan. Penahanan Carlos Ghosn dapat memicu putusnya hubungan kedua pabrikan tersebut dan membuat posisi Nissan menjadi rawan.
Namun, rencana tersebut ditolak oleh kedua pabrikan. Hal ini disebabkan kubu Nissan lebih memilih untuk mempertahankan kerja sama dengan Renault.
Mei 2020, trio Renault-Nissan-Mitsubishi telah membuat rencana fokus di beberapa daerah.
Baca Juga: Best 5 Oto: Mobil Gahar Atta Halilintar, Cosplayer Naik Motor
Nissan akan diplot untuk berkonsentrasi di China, Amerika Utara dan Jepang.
Produsen dari Juke dan Livina tersebut telah membuat program restrukturisasi, termasuk mengurangi produksi global sebanyak 20 persen, serta mengurangi varian mobil dari 69 tipe menjadi 55 tipe.
Mereka juga akan memperkenalkan 12 kendaraan baru, termasuk mobil elektrik Ariya, X-Trail dan masih banyak lagi.
Walaupun tak sesibuk Nissan, Honda juga punya rencana untuk memperbarui Civic di tahun 2021, baik pada varian sedan maupun hatchback. Varian coupe akan disuntuk mati.
Tak cuma itu, pabrikan berlogo "H" ini akan memperbarui Accord dan Ridgeline tahun depan. Di tahun 2022, mereka akan merilis HR-V generasi terbaru.
Baca Juga: Lomba Desain Honda Brio V-Mod, Ini Desain Andalan Juaranya