Studi AAA: Sistem Semi Otonom Belum Sepenuhnya Bisa Diandalkan

Selasa, 11 Agustus 2020 | 14:50 WIB
Studi AAA: Sistem Semi Otonom Belum Sepenuhnya Bisa Diandalkan
Subaru Outback, sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - AAA (dibaca Triple A), singkatan dari American Automobile Association baru saja melakukan sebuah studi tentang sistem bantuan pengemudi atau driver assistance systems. Hasilnya, peranti ini belum sepenuhnya bisa diandalkan.

Dalam studinya AAA melibatkan sejumlah model dengan tahun produksi 2019 dan 2020. Antara lain adalah BMW X7, Cadillac CT6, Ford Edge, Kia Telluride, dan Subaru Outback.

Semua model dilengkapi beberapa bentuk teknologi mengemudi semi-otonom mulai dari Cadillac's Super Cruise hingga Telluride’s Highway Driving Assist. Namun sebagian besar justru tidak bisa benar-benar membawa mobil tetap berada di jalurnya.

Menurut direktur teknik otomotif dan hubungan industri AAA, Greg Brannon, dengan banyaknya masalah yang mereka alami saat pengujian, tidak jelas bagaimana sistem ini mampu meningkatkan pengalaman berkendara dari sebuah mobil.

Baca Juga: Studi : Mobil Otonom Belum Sepenuhnya Aman, Mengapa?

BMW X7 dalam world premiere di Geneva Motor Show 2018 [Shutterstock].
BMW X7 dalam world premiere di Geneva Motor Show 2018 [Shutterstock].

"Dalam jangka panjang, dengan teknologi yang masih seperti ini, bisa mengurangi penerimaan publik terhadap kendaraan yang sepenuhnya otomatis di masa depan," ujar Greg Brannon, seperti dikutip dari Carscoops.

Dalam studi pun dijelaskan kondisi dan marka jalan sangat berpengaruh terhadap efektifitas sistem. Secara khusus, studi menemukan bahwa pada posisi tertentu saat berhadapan dengan marka baru, sistem dapat dengan baik mempertahankan mobil berada di jalur. Namun marka jalur yang bervariasi membuat sistem sedikit bermasalah dalam "membacanya".

Selain itu, studi juga menemukan bahwa sistem bantuan pengemudi jauh dari 100 persen dapat diandalkan.

Secara keseluruhan, AAA menemukan kemungkinan terjadi tabrakan adalah 66 persen. Kecepatan tumbukan rata-rata adalah 40,2 km per jam lebih rendah dari kecepatan yang ditetapkan. Yaitu 48,3 km per jam.

Sebagai catatan sistem ini tidak benar-benar dirancang untuk mendeteksi kendaraan yang menghalangi di depan jalur. Sedangkan sisi baiknya, sistem cruise control adaptif dengan bantuan stop-and-go mampu bekerja dengan sangat baik.

Baca Juga: Banyak Perusahaan Otomotif Merugi, Pengembangan Mobil Otonom Terganggu?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI