Suara.com - Dampak virus Corona di sektor otomotif bisa disimak antara lain seperti yang tengah dihadapi Mazda Corporation. Lesunya permintaan kendaraan baru membuat perusahaan ini mengalami pernurunan laba yang tidak sedikit.
Melansir JapanTimes, perusahaan otomotif asal Jepang ini memproyeksikan kerugian bersih sampai dengan 90 miliar Yen atau berkisar Rp12,4 triliun untuk tahun bisnis hingga Maret 2021.
Lambatnya permintaan dan perubahan haluan dari laba 12,13 miliar Yen atau setara dengan Rp1,6 triliun yang diposting pada tahun fiskal 2019.
Selain itu, perusahaan juga memutuskan untuk membatalkan pembayaran dividen pada tahun fiskal 2020 setelah membayar 35 Yen atau berkisar Rp4.814 per saham pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Mazda Catatkan Laba Terendah dalam Delapan Tahun Terakhir
Pada kuartal pertama hingga Juni, pembuat mobil yang berbasis di Hiroshima ini juga melaporkan kerugian bersih 66,69 miliar Yen atau berkisar Rp9,1 triliun.
Alhasil Mazda harus menelan kerugian 45,27 miliar Yen atau setara dengan Rp6,2 triliun dari penjualan global keseluruhan JPY 376,68 miliar atau sekitar dengan Rp 51,8 triliun. Pencapaian ini turun 55,6 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara penjualan global tahun ini diprediksi akan mencapai 1,3 juta kendaraan atau turun 8,4 persen dari tahun sebelumnya.