Pihak Swasta Berikan Komitmen Terhadap Ekosistem Mobil Listrik Indonesia

Senin, 27 Juli 2020 | 16:20 WIB
Pihak Swasta Berikan Komitmen Terhadap Ekosistem Mobil Listrik Indonesia
Bus listrik produksi PT Mobil Anak Bangsa di Jalan Raya Demak - Kudus KM5, Kabuaten Demak, Jawa Tengah. [Suara.com/Adam Iyasa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pemerintah terus mendorong pengembangan baterai lithium untuk kendaraan listrik. Salah satu dasarnya adalah Paris Agreement, yang menyebutkan pada 2030 negara-negara Eropa mewajibkan semua kendaraan listrik.

Dikutip dari kantor berita Antara, Paris Agreement adalah kerangka kebijakan jangka panjang bagi negara-negara untuk mengurangi emisi karbon. Pada 2030 Eropa akan mewajibkan semua kendaraan berbasis listrik, dan melarang energi fosil.

"Tinggal 10 tahun lagi. Itu yang kita targetkan. Pada 2025-2027 mereka mulai terapkan sekian puluh persen harus pakai mobil listrik. Kita pun secara bertahap akan mengarah ke sana," tukas Luhur Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Era Mobil Listrik, Ini Peluang Indonesia Jadi Produsen

Hal yang membuat Indonesia berpotensi menjadi pemain penting dalam pentas otomotif di era kendaraan listrik adalah ketersediaan sumber daya alam nikel dan kobalt. Keduanya adalah bahan baku baterai lithium bagi tunggangan berenergi alternatif atau non-minyak bumi.

Selain itu, pemerintah juga mengharapkan komitmen swasta untuk turut mengembangkan kendaraan yang memiliki dampak positif terhadap perekonomian. Dan harapan ini disambut baik kalangan swasta. Seperti PT Bakrie Autoparts, Agen Pemegang Merk (APM) bus listrik BYD di Indonesia, dan Bluebird.

"Saat ini kami mengimpor bus listrik dalam bentuk CBU (Completely Built-Up) atau dalam keadaan utuh, tapi hanya untuk promosi dan uji coba," jelas Dino A. Riyandi, Direktur Utama PT Bakrie Autoparts.

"Di sini, kami mulai masuk menjajaki tahapan komersial dan pabrikasi dengan menggandeng beberapa mitra perusahaan karoseri lokal. Di tahap berikutnya kami mulai melakukan industrialisasi dengan mengoperasikan fasilitas produksi bus listrik kami, termasuk produksi sasis. Targetnya, 2022 sudah harus masuk ke tahapan ini, mulai memproduksi 300 unit bus listrik per tahun dengan tingkat kandungan dalam negeri sedikitnya 55 persen," imbuhnya.

Sedangkan PT Bluebird yang telah menggunakan mobil listrik untuk armada taksinya, juga menyatakan dukungannya. Andre Djokosoetono, Direktur PT Bluebird, Tbk mengatakan bahwa saat ini pihaknya menggunakan 25 unit E-Bluebird dan 4 unit E-Silverbird yang bertenaga listrik.

Baca Juga: Tak Mau Jadi Penonton, Kawasaki Serius untuk Garap Motor Listrik

"Untuk E-Bluebird, kami menggunakan BYD e6 dari China. Sedangkan E-Silvebird menggunakan Tesla Model X75D dari Amerika Serikat. Kami sangat puas dengan operasional dari kendaraan listrik E-Bluebird dan E-Silverbird. Respon pengemudi dan konsumen sangat baik. Mobilnya sangat jarang mengalami kendala di jalanan, mampu menempuh jarak yang dapat diandalkan. Konsumen juga memberikan apresiasi terhadap langkah Bluebird memelopori dan melakukan terobosan menghadirkan taksi listrik," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI