Suara.com - Penjualan mobil BMW di Jerman kuartal kedua tahun ini anjlok 25 persen dibanding tahun lalu, kata perusahaan itu, sepekan lalu (7/7). Sektor otomotif Jerman kini berharap pada kebangkitan pasar di Asia, terutama China.
''Kami melihat secercah perkembangan positif di Cina, di mana angka penjualan pada kuartal kedua lebih tinggi dari tahun sebelumnya'', kata Direksi Penjualan BMW Pieter Nota hari Selasa (7/7) di München.
Sektor otomotif Jerman memang sedang mengalami tantangan berat.
Menurut data asosiasi mesin dan instalasi industri Jerman VDMA, bulan Mei lalu angka pendaftaran mobil baru anjlok sampai 50 persen dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga: Misteri Pemilik BMW Pelat Covid-19 di Parkiran Bandara Adelaide
"Keruntuhan pasar yang terjadi secara global saat ini tidak ada bandingannya”, kata Presiden Himpunan Industri Otomotif VDA, Hildegard Müller, dalam konferensi setengah tahunan organisasi itu, pekan lalu.
Tetapi dia juga berusaha membangkitkan optimisme dengan mengatakan, situasi pada paruh kedua tahun ini bisa sedikit membaik, terbukti dengan naiknya angka pemesanan mobil baru di beberapa perusahaan otomotif, sekalipun kenaikan itu belum bisa menutupi penurunan yang terjadi karena wabah COVID-19.
Tergantung situasi Corona
Hildegard Müller menekankan, semua perkiraan yang dibuat saat ini akan tergantung dari situasi perkembangan pandemi corona di Eropa maupun di seluruh dunia, yang hingga kini sulit diprediksi.
"Prioritas utama saat ini adalah melindungi kesehatan penduduk dengan sebaik mungkin", katanya.
Baca Juga: BMW Jual Lebih 900.000 Unit Mobil Pada Semester Satu 2020
Jerman hingga saat ini memang cukup berhasil mengendalikan penyebaran wabah, namun "kita semua sebaiknya tidak menjadi lengah, karena virus itu masih tetap ada."
Menurut data VDA, untuk tahun 2020 angka penjualan mobil secara global akan mengalami penurunan sampai 17 persen.
Itu berarti penjualan kendaraan tahun ini hanya akan mencapai sekitar 66 juta unit kendaraan, sedangkan tahun yang lalu angkanya sekitar 79,5 juta unit kendaraan. Terutama pasar di Eropa akan menyusut sampai 24 persen.
Ancaman PHK di sektor otomotif
Lebih suram lagi jika mengamati angka-angka di sisi produksi dan lapangan kerja, kata VDA.
Untuk paruh pertama 2020, angka produksi kendaraan turun ke titik terendah selama 45 tahun. Dari Januari sampai Juni, di Jerman hanya diproduksi 1,5 juta unit kendaraan, 40 persen lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.
Untuk tahun 2020, VDA memperkirakan angka produksi hanya akan mencapai 3,5 juta unit kendaraan, turun 25 persen dibanding angka tahun 2019.
Menyusutnya produksi juga akan mengancam lapangan kerja. Hingga April 2020 di sektor otomotif Jerman tercatat ada sekitar 814.000 pekerja.
"Kita harus memperhitungkan bahwa angka pekerja hingga akhir 2020 akan terus turun“, kata Hildegard Müller sambil menambahkan, jalan keluar dari krisis corona akan "panjang dan berbatu".
Selain itu, sektor otomotif juga menghadapi tantangan besar dalam tranformasi industri untuk mesin jenis baru dan digitalisasi proses produksi.
Menurut VDA, perusahaan-perusahaan otomotif yang bergabung dalam perhimpunannya sudah melakukan investasi senilai 50 miliar euro atau Rp814 triliun untuk mesin jenis baru dan 25 miliar euro atau Rp407 triliun untuk digitalisasi.
Di sektor mobil listrik, model yang akan ditawarkan hingga tahun 2023 akan naik dari 70 model saat ini menjadi lebih 150 model.
Hildegard Müller mengatakan, sektor otomotif tetap harus fokus pada investasi dan inovasi, terutama dalam pembangunan infrastruktur mobil listrik dan mobil hidrogen serta dalam digitalisasi. '
'Fundamen pertumbuhan masa depan harus diletakkan pada hari ini“, katanya.
hp/pkp (dpa, rtr, VDA)