Mirip Film, Pelarian Mantan Taipan Otomotif Ini Konon Dibantu Pasukan Elite

Kamis, 09 Juli 2020 | 10:20 WIB
Mirip Film, Pelarian Mantan Taipan Otomotif Ini Konon Dibantu Pasukan Elite
Carlos Ghosn dalam Paris Motor Show beberapa tahun silam [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa saat lalu, Carlos Ghosn, mantan pimpinan Nissan Motor Corporation yang tengah disidang karena kasus penggelapan melakukan pelarian. Dari Jepang dengan tujuan akhir Lebanon. Dalam salah satu pernyataannya, ia menyatakan suksesnya melarikan diri itu bisa dijadikan film.

Menengok kabar terkini, rasanya situasi pelarian taipan kelahiran Brasil yang melahirkan  Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi ini memang bak film. Disebutkan bahwa terdapat bukti bahwa Carlos Ghosn pernah mengirim dana senilai 862 ribu dolar Amerika Serikat (AS) kepada pihak tertentu. Demkian dikatakan pihak FBI,sebagaimana dikutip dari New York Post (8/7/2020).

Beirut, sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Beirut, sebagai ilustrasi [Shutterstock].

Lebih detail lagi disebutkan bahwa dana yang bernilai mendekati 900 ribu dolar AS ini diduga digunakan untuk membantu pelarian dramatisnya dari Negeri Matahari Terbit. Adapun waktu pengiriman dana adalah Oktober 2019.

Alamat tujuannya sebuah perusahaan di bawah pengelolaan Peter Taylor, yang membantu Carlos Ghosn melarikan diri dari Tokyo ke Beirut kira-kira dua bulan kemudian, demikian diungkapkan Jaksa Federal dalam pengajuan kasus di pengadilan, Selasa (7/7/2020).

Baca Juga: Ingin Narsis, Mantan Bos Nissan Carlos Ghosn Berharap Kisahnya Dibuat Film

FBI memberikan bukti berupa transfer dari rekening bank Paris ke Promote Fox LLC, yang ditujukan kepada Peter Taylor, serta sang ayah, Michael Taylor, mantan pasukan elite Green Beret--sebuah pasukan elite Amerika Serikat.

Saat ini, kedua ayah beranak itu menghuni  penjara Massachusetts dan sudah berlangsung selama enam pekan, menunggu ekstradisi ke Jepang.  Sementara pengacara mereka tengah berusaha membebaskan keduanya dari kurungan hukuman karena kekhawatiran pandemi COVID-19.

Permintaan pembebasan ini sendiri memaparkan kondisi kesehatan saat pandemi, dengan pernyataan, "Lebih dari 30 narapidana dan staf di penjara kedapatan positif COVID-19 dan seorang meninggal dunia pekan lalu. Dikhawatirkan, Michael Taylor, yang memiliki riwayat operasi paru akan berisiko tinggi."

Namun Jaksa Federal menolak permohonan itu, dan mengatakan bahwa bukti transfer dari Carlos Ghosn menunjukkan bahwa keluarga Taylor "memiliki sumber daya untuk melarikan diri, dan karena itu harus tetap ditahan".

Kembali menyegarkan runtutan kisah Carlos Ghosn, mantan pembesar pabrikan otomotif ini ditahan di Jepang karena kasus memperkecil laporan penerimaan penghasilan, serta memasukkan kerugian bisnis pribadi ke rekening perusahaan.

Baca Juga: Carlos Ghosn Prediksi Nissan Akan 'Habis' 2-3 Tahun Lagi

Saat tengah menjalani persidangan, beberapa kali ia dibebaskan dengan jaminan, dan akhirnya melakukan aksi pelarian jarak jauh dari Tokyo, Jepang, menuju Beirut, Lebanon. Disebutkan pula bahwa cara pelariannya adalah diselundupkan dalam kotak peti kemas peralatan audio.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI