Suara.com - Gojek Indonesia mengumumkan strategi perusahaan untuk memprioritaskan bisnis inti sebagai bagian dari rencana jangka panjang menghadapi pandemi COVID-19, dengan fokus pada layanan uang elektronik, transportasi serta pengiriman makanan dan minuman untuk memastikan keberlanjutan bisnisnya.
Dikutip dari kantor berita Antara, kabar ini diumumkan secara langsung oleh Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo, melalui enam belas town hall meeting yang digelar dan dihadiri seluruh karyawan Gojek.
Kedua Co-CEO memilih untuk menyampaikan kabar ini secara dekat kepada setiap divisi perusahaan, agar bisa memberikan karyawan kesempatan untuk bertanya dan memahami keputusan ini secara penuh.
"Fokus kami pada bisnis inti adalah untuk memastikan pertumbuhan Gojek secara berkesinambungan dan mampu bertahan di tengah pandemi, ini yang kita tidak tahu kapan berakhir. Gojek berupaya menjaga ekosistem secara keseluruhan agar tetap mampu memberikan dampak sosial secara luas kepada sekitar 2 juta mitra dan 500.000 UMKM," ujar Kevin Aluwi, dan Andre Soelistyo, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (24/6/2020).
Baca Juga: Tips: 3 Langkah Bikin Body Mobil Semakin Mengilap dan Kaca Kinclong
Kedua Co-CEO mengungkapkan bahwa layanan bisnis inti yaitu transportasi online (GoRide dan GoCar), lalu pesan-antar makanan dan kebutuhan pokok (GoFood), serta dompet digital (GoPay) sangat dibutuhkan oleh masyarakat di tengah pandemi.
Dalam situasi pandemi yang lebih mengedepankan jaga jarak (physical distancing), ada beberapa layanan yang terpaksa dihentikan. Seperti layanan pijat profesional di rumah GoMassage, dan layanan jasa kebersihan rumah GoClean. Juga GoFood Festivals di sejumlah lokasi di Indonesia karena sifatnya bisa mengundang keramaian.
Dampak dari keputusan ini, sebanyak 430 karyawan atau sekitar 9 persen dari total karyawan Gojek, di mana sebagian besar bekerja merupakan staf GoLife dan GoFood Festival, akan meninggalkan Gojek sebagai bagian dari evaluasi terhadap struktur perusahaan.
Karyawan yang terdampak dengan keputusan ini akan mendapat berbagai bentuk dukungan di antaranya pesangon di atas standar yang ditetapkan pemerintah, asuransi kesehatan hingga akhir 2020, dan perangkat elektronik yang mereka gunakan saat di Gojek untuk tetap menjaga produktivitas.
Berbagai penyesuaian bisnis memang telah dilaksanakan oleh Gojek guna mengakomodir kebiasaan baru pelanggan sejak adanya pandemi. Yaitu bekerja sama erat dengan mitra merchant untuk mengakomodasi adanya perubahan pada permintaan, membantu merchant yang sebelumnya hanya menjajakan produk secara offline menjadi bisa bermigrasi ke online dengan cepat, dan mengimplementasikan berbagai inisiatif guna mendukung mata pencaharian mitra driver.
Baca Juga: Cara Merawat Ban Mobil: 3 Tips Agar Roda Tetap Prima
Sebagai catatan, di samping bisnis inti, bisnis lain yang tumbuh di tengah pandemi adalah layanan logistik GoSend. Peningkatan permintaannya mencapai 80 persen sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah. Begitu juga dengan transaksi belanja kebutuhan sehari-hari di GoFood yang naik dua kali lipat.