Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, Yohannes Nangoi mengatakan pihak produsen mobil di Indonesia harus bernegosiasi dengan perusahaan induk asing mereka, yang tetap dapat menolak untuk memberikan izin produksi.
Di tahun 2019, Indonesia merupakan negara yang mengimpor sapi terbanyak dari Australia, yaitu 675.874 ekor.
Apakah sebenarnya Indonesia diuntungkan?
Menteri Perdagangan Indonesia, Agus Suparmanto mengatakan ratifikasi IA-CEPA berpotensi meningkatkan akses pasar Indonesia ke Australia.
Baca Juga: Best 5 Oto: Helm Kebablasan Uniknya, Jaringan Honda Diretas
"Diharapkan dengan meningkatnya akses pasar, otomatis, kita mengurai defisit juga, plus juga nanti ekspor akan kita tambah," kata Agus dalam pertemuan di Canberra (08/02).
Namun Bhima Yudhistira, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) malah khawatir diberlakukannya IA-CEPA justru akan memperlebar defisit neraca perdagangan negara.
Menurutnya, ancaman kerugian bagi Indonesia yang mungkin terjadi datang dari sektor pertanian Australia yang selama tahun 2015-2019 merupakan penyumbang defisit terbesar, yaitu senilai US$3,2 miliar.
Padahal, melalui IA-CEPA, sektor pertanian Australia akan mendapatkan kemudahan dalam mengekspor produk ke Indonesia, berupa pemotongan hingga pembebasan tarif.
Sementara untuk Indonesia mengekspor ke Australia, Bhima berpendapat walaupun sudah ada perjanjian, akan relatif sulit bagi Indonesia untuk memasuki pasar negara maju tersebut.
Baca Juga: Begini Isi Tas Masa New Normal, Nomor 2 dan 8 Ada Unsur Otomotif
Bhima mengatakan tidak melihat akan adanya peningkatan ekspor dari Indonesia ke Australia yang signifikan pasca IA-CEPA.