Suara.com - Di tengah masa pandemi Covid-19 ini, banyak negara yang sudah mulai melonggarkan masa pembatasan atau malah lockdown.
Salah satu protokolnya adalah masyarakat dan penyedia jasa, terutama angkutan umum menerapkan social distancing dan beberapa syarat lain.
Penyedia layanan jasa transportasi umum pun banyak yang menerapkan anjuran tersebut. Salah satunya di negara Myanmar.
Namun, salah satu langkah yang dilakukan oleh penyedia layanan bus antar kota di sana malah menuai kritik, salah satunya dari warganet Tanah Air.
Baca Juga: Viral Kakek Naik Motor Berdiri, Berujung Dijemput Polantas
Berikut foto penerapan social distancing di bus antar kota di Myanmar yang dikritik warganet Indonesia.
Menurut salah satu kritikan yang diberikan oleh admin salah satu halaman bernama Imotorium FP, fitur tersebut rawan akan penularan.
"Penerapan social distancing di bus antar kota Myanmar, pakai sekat plastik. Kayaknya malah rawan ya, kalau ada yang bersin atau apalah terus nempel di plastiknya... Saat berganti penumpang (misal trayek PP) bisa kena dong penumpang barunya dari plastik itu pas keluar masuk tempat duduk?," tulisnya.
Banyak warganet yang punya pemikiran serupa dan setuju akan kritikan yang diberikan oleh admin halaman di Facebook tersebut.
"Nah iya saya juga brpikiran yg sama..Idealnya sih emang pake masker," tulis Widyanto Purwantara.
Baca Juga: Pakai 'Gimbal', Fitur Baru Motor Harley Davidson Bikin Motor Anti Roboh
"lebih baik pake faceshield sih menurutku," tambah Dodi Andriawan.
Memang ada benarnya juga jika dilihat sekilas, jika ada penumpang yang merupakan OTG dan cairan ludahnya menempel di sekat plastik tersebut, penumpang berikutnya akan rawan terkena cairan yang menempel.
Dengan catatan, jika sekat plastik tersebut tidak diganti dalam satu kali pemakaian penumpang.