Pemerintah Prancis Beri Pinjaman Renault untuk Bertahan Saat Pandemi

Rabu, 03 Juni 2020 | 14:35 WIB
Pemerintah Prancis Beri Pinjaman Renault  untuk Bertahan Saat Pandemi
Logo Renault. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjadi sebuah negara yang memiliki produsen otomotif legendaris memiliki sebuah konsekuensi. Yaitu mempertahankan agar nama yang telah menjadi semacam trade-mark itu bisa terus berkelanjutan. Contohnya Renault, identik dengan Prancis. Serta sebaliknya, bila menyebut negara itu, langsung terngiang di benak produk otomotifnya.

Yang menjadi kendala, saat ini pandemi 2019 Novel Coronavirus atau Covid-19 menimbulkan badai dalam industri otomotif global. Tak terkecuali di tubuh Renault. Dikutip kantor berita Antara dari AFP, pemerintah Prancis pada Selasa (2/6/2020) telah menandatangani pinjaman sebesar 5 miliar euro atau setara Rp79,6 triliun untuk Renault.

Bruno Le Maire, Menteri Keuangan Prancis menyetujui pemberian pinjaman ini, setelah bertatap muka dengan jajaran direksi Renault serta serikat pekerja, dan pejabat setempat. Demikian diungkapkan oleh juru bicara Kementerian Keuangan seperti disebutkan AFP, pada Rabu (3/6/2020).

Renault Triber diluncurkan dalam pameran GIIAS 2019 di ICE, Serpong, Banten, Kamis (18/7/2019). [Suara.com/Tivan Rahmat]
Renault Triber diluncurkan dalam pameran GIIAS 2019 di ICE, Serpong, Banten, Kamis (18/7/2019). Sebagai ilustrasi produk Renault [Suara.com/Tivan Rahmat]

Adapun pinjaman itu akan digunakan Renault agar mampu bertahan setelah diterpa krisis penurunan penjualan dan dampak Covid-19. Dan pertemuan juga membahas hal-hal terkait perombakan manajemen perusahaan. Seperti merestrukturisasi atau bahkan menutup beberapa pabrik, termasuk pabrik Maubeuge di Prancis utara yang memproduksi mobil van Renault Kangoo.

Baca Juga: Aneh bin Nyata Prosesi Pemakaman Diiringi Suara Raungan Motor

Dari segi distribusi produk baru, penjualan Renault di Prancis terjun 89 persen pada April 2020. Kondisi ini memaksa perusahaan itu menutup pabrik dan sejumlah dealer.

"Kami meminta agar pembicaraan dengan serikat pekerja tentang penerapan proyek industri untuk masa depan segera dimulai. Sehingga terjamin kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang atau setelah 2023, termasuk lapangan kerja dan operasi pabrik di Maubeuge. Dan tidak ada keputusan yang akan diambil terkait pengalihan pabrik, kecuali sudah disetujui oleh semua pihak," jelas pihak kementerian.


Catatan dari Redaksi: Mari bijaksana menerapkan aturan jaga jarak dengan orang lain atau physical distancing, sekitar 2 m persegi, dan tetap tinggal di rumah kecuali untuk keperluan mendesak seperti berbelanja atau berobat. Selalu gunakan masker setiap keluar rumah dan jaga kebersihan diri terutama cuci tangan rutin. Dengan pengertian saling bantu dan saling dukung, kita bisa mengatasi pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19. Suara.com bergabung dalam aksi #MediaLawanCOVID-19. Informasi seputar Covid-19 bisa diperoleh di Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081-2121-23119

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI