Suara.com - Aliansi Renault, Nissan, dan Mitsubishi sepakati model bisnis baru yang akan menerapkan efisiensi dalam berbagi platform, teknologi, dan pembagian produksi.
Ketua Aliansi Jean-Dominique Senard mengatakan, kesepakatan baru akan meningkatkan kerja sama antara tiga perusahaan dan mengklaim mampu memangkas biaya pengembangan model baru hingga 40 persen.
Dalam hal ini, anggota aliansi telah menyetujui skema 'Leader- Follower', dimana Masing-masing akan menjadi merek 'referensi' di wilayah pemasaran utama.
"Model baru akan mengikuti pemimpin, bukan tentang menjadi seorang pemimpin yang saling bertentangan. Ini tentang setiap perusahaan Aliansi menjadi pemimpin dalam pasar utama," kata Jean-Dominique Senard, dikutip dari Autocar, Senin (1/6/2020).
Baca Juga: Mobil Gratis Bagi Medik, Renault Siapkan Lebih dari Seribu Unit KBL
Di bawah kesepakatan baru, Renault akan menjadi merek utama di Eropa dan akan menjadi ujung tombak pengembangan SUV segmen B generasi berikutnya. Nissan akan menjadi perusahaan terdepan di Jepang, Amerika Utara, dan Cina dan akan mengembangkan SUV C-segment generasi berikutnya, yakni Nissan Qashqai, yang akan diluncurkan pada 2025.
Kesepakatan baru juga melampaui pembagian platform dan akan mencakup bagian bodi kendaraan. Seperti yang baru-baru ini dilaporkan, tidak menutup kemungkinan SUV buatan Renault dibangun di pabrik Nissan di Sunderland.
"Kami akan fokus pada efisiensi dan daya saing, daripada volume," tutup Senard.