Dr Alex Wood, sosiolog dari Universitas Oxford, pakar gig economy sepakat bahwa tiadanya perlindungan kerja membuat masalah semakin buruk.
"Perusahaan-perusahaan seperti itu mengatakan tak perlu khawatir (soal hak dan kewajiban) karena kalau ekonomi berjalan, tak ada risiko," kata Dr Wood. "Kenyataannya, ketika ada krisis seperti ini, para pekerja lah yang harus menanggung, sekalipun pekerjaan mereka dianggap ‘esensial’."
Kini, pengemudi di Inggris menuntut perlindungan lebih besar dari pemerintah. Serikat pekerja pengemudi United Private Hire Drivers (UPHD) dibentuk, dan sedang mengajukan judicial review (pengujian undang-undang) untuk persoalan ini.
Baca Juga: Berhadiah Total Rp1,2 Miliar, Garena Gelar Free Fire Asia All-Stars 2020