Tanggal 23 Maret, Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan karantina nasional, selama tiga minggu. Artinya bisnis berhenti dan orang hanya boleh keluar rumah untuk urusan sangat penting.
Awalnya, seperti halnya banyak pengemudi Uber, Rajesh terus bekerja. Lalu muncul gejala mirip flu dan ia harus berhenti. Kerja terakhirnya adalah tanggal 23 Maret, mengantar orang ke Bandara Heathrow.
Gejalanya memburuk dan ia masuk rumah sakit karena dehidrasi. Selagi di rumah sakit, ia dites virus corona. Hasilnya positif.
Diusir dari Indekos
Baca Juga: Berhadiah Total Rp1,2 Miliar, Garena Gelar Free Fire Asia All-Stars 2020
Semprot disinfektan ke rombongan mudik buruh harian, pemerintah India dikecam Cerita pekerja migran Indonesia di tengah wabah virus corona: Dari tidak digaji, di-PHK, susah beli alat sikat gigi hingga tidur di atas lemari Kemenkes rilis prosedur kepulangan WNI setelah ratusan ribu pekerja migran sudah pulang ke Indonesia
Staf rumah sakit menyuruh Rajesh mengurung diri dan kembali jika gejalanya memburuk. Ia melakukan seperti yang diperintahkan, pulang ke kamar kosnya. Namun keadaan memburuk.
“Pemilik pondokan meminta Rajesh keluar untuk satu urusan. Lalu secara sepihak mengganti kunci, sehingga Rajesh tak bisa masuk,” kata Mary. “Dia mencoba mengetuk pintu dan bicara kepada pemilik pondokan, tapi tak dibukakan pintu”.
Si pemilik pondokan tak tahu bahwa Rajesh positif Covid-19. Namun katanya, sebagai pengemudi Uber, Rajesh berpeluang membawa virus ke dalam rumah. Si pemilik pondokan tak mau ambil risiko.
Karena tak ada tempat lain, Rajesh terpaksa tidur di mobilnya selama beberapa hari.
Baca Juga: Eks TNI Tuntut Presiden Mundur, Sudirman Said: Ini Gejala Demokrasi Biasa
“Tak ada makanan sehingga ia sama sekali tak makan,” kata Mary.