Suara.com - Nissan Motor Company kembali ditimpa kabar negatif terkait kondisinya kekinian. Perusahaan otomotif asal Jepang ini dikabarkan akan memangkas sebanyak 20 ribu tenaga kerja di beberapa negara Eropa dan negara berkembang.
Menurut laporan media Jepang, Kyodo, Nissan rencananya akan segera menyampaikan informasi itu dalam waktu dekat bersamaan rencana Nissan untuk jangka menengah.
Nissan kini tengah berupaya untuk bangkit dari kesulitan. Setelah diterpa turunnya penjualan, Nissan juga dihantam masalah industri yang berkaitan dengan Covid-19. Adapun kondisi awalnya adalah dampak signifikan dari melemahnya pasar otomotif awal tahun. Nissan mencatatkan penjualan pada Januari 2020 turun dua digit dibanding periode sama pada 2019.
Baca Juga: Jokowi dan Keluarga Salat Idul Fitri di Halaman Istana Bogor
Mengutip pernyataan resmi Nissan pada Maret tahun ini, untuk Januari 2020 Nissan hanya membukukan penjualan sebanyak 368.336 unit kendaraan, atau turun 13,3 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya.
Melemahnya pasar juga mempengaruhi produksi Nissan, yang pada Januari 2020 hanya mencetak 362.891 unit kendaraan, atau turun 18,7 persen dibandingkan bulan yang sama, pada 2019.
Khusus untuk model listrik Nissan LEAF, Nissan mencatatkan penjualan 2.971 unit pada Februari 2020 di pasar lokal Jepang, atau naik 60 persen dari bulan yang sama pada 2019.
Namun, jika digabungkan dengan penjualan Januari, penjualan dua bulan pertama 2020 Nissan LEAF hanya 3.734 unit, turun 20,5 persen dibanding dua bulan pertama 2019.
Performa tidak cemerlang dari perusahaan mobil yang memiliki pabrik besar di Sunderland, Midlands, Britania Raya itu kemudian berlanjut dengan kabar terbaru. Yaitu akan memangkas karyawan perusahaan sebagai langkah efisiensi demi kelangsungan hidupnya.
Baca Juga: Warga Jogja Banyak yang Salat Id di Rumah, Alun-Alun Sepi