Suara.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB diberlakukan agar penyebaran Virus Corona jenis baru atau Covid-19 bisa diredam. Dengan tidak banyak pasien atau penderita, maka pihak rumah sakit memiliki waktu lebih banyak untuk merawat mereka, sehingga peluang kesembuhan menjadi lebih besar.
Beberapa implementasi dari PSBB adalah physical distancing. Termasuk saat bermobil, yaitu mengangkut penumpang dengan kapasitas 50 persen dari biasa untuk kendaraan pribadi, penggunaan jalan raya pun mengikuti protokol pembatasan, warga diminta selalu mengenakan masker, dan tetap tinggal di rumah.
Meski demikian, masih ada warga yang melakukan perjalanan. Serta mengelabui para aparat, sehingga bisa terus bermobil menuju tujuan tertentu. Kali ini, seperti dikutip dari kantor berita Antara, terjadi di Gorontalo.
Petugas Dishub Gorontalo menggagalkan upaya tiga orang yaitu RM (31), RM (24), serta seorang sopir, SP (53) yang mengelabui petugas di perbatasan Sulut-Gorontalo. Tepatnya di Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, Rabu (14/5/2020).
Baca Juga: Best 5 Oto: Selera Mobil Syahrini-Reino Beda, Physical Distancing Motor
Dua warga Kabupaten Gorontalo itu datang dari Sulawesi Utara, lalu memaksa masuk dalam kota dengan sebuah mobil berkapasitas empat penumpang. Agar tidak dihentikan aparat, tunggangan mereka dimasukkan ke sebuah truk.
Bagusnya, aksi ini tidak lolos. Petugas menghentikan ketiganya, mengambil data, lalu memulangkan ketiganya ke Sulawesi Utara karena Provinsi Gorontalo sedang dalam masa PSBB.
"Malam ini kami mengamankan dua orang dan satu pengemudi yang memaksa masuk ke Gorontalo. Modusnya, seolah-olah bermuatan logistik. Dua orang bersembunyi di bagasi mobil di dalam truk," jelas Yantje Ering, Kasi Angkutan Dalam Trayek, Dinas Perhubungan Pemprov Gorontalo.
Adapun alasan dua warga itu, asal Yosonegoro, Kabupaten Gorontalo adalah kondisi mendesak akan menjenguk orang tua yang sakit. Namun, aksi dua orang ini bukan yang perdana. Sehari sebelumnya mereka sudah ditolak oleh aparat untuk masuk Gorontalo.
"Ya kalau alasan, semua orang bisa memberi alasan. Apapun itu, tidak kami izinkan. Kita harus laksanakan PSBB ini dengan baik dan tegas untuk mencegah penularan Virus Corona," kata Yantje Ering. Disebutkan pula bahwa PSSB Gorontalo berlaku 4-18 Mei 2020 untuk seluruh wilayah provinsi.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Rebound dari Pelemahan