Suara.com - Kendaraan elektrik saat ini digadang-gadang menjadi solusi masalah polusi udara bagi dunia transportasi.
Sekilas dengan mesin yang digerakkan menggunakan listrik, tak ada gas buang yang keluar dari mesin kendaraan.
Hal ini tentu berbeda dengan kendaraan konvensional di mana polusi udara selalu keluar dari knalpot. Namun apakah kendaraan elektrik seramah lingkungan itu? Ternyata tidak.
Dilansir dari MCN (8/5/2020), memang benar jika kendaraan elektrik tak menghasilkan polusi dari gas buang. Namun jika dilihat dari bagaimana kendaraan ini bisa memperoleh listrik, maka lain lagi ceritanya.
Baca Juga: Motor Tak Kunjung Pulang Usai Dipinjamkan, Iqbal Lapor Polisi
Menurut EEA (European Evirontment Agency) baterai pada kendaraan elektrik menghasilkan 1,3-2 kali lipat gas rumah kaca dibandingkan mesin berbahan bakar minyak.
"Emisi gas rumah kaca dari fase LCA (life cycle assesment) bahan baku dan produksi biasanya lebih tinggi untuk baterai kendaraan elektrik daripada untuk mesin konvensional yang setara. Hal ini terkait dengan kebutuhan energi untuk ekstraksi dan pemrosesan bahan baku serta memproduksi baterai." tutur penelitian yang mereka lakukan di tahun 2018.
Menurut angka-angka dalam laporan EEA, baterai menyumbang antara 16% dan 26% dari total bobot mobil, sedangkan pada sepeda listrik, akun baterai mungkin dua kali lipat dari itu. Misalnya, LiveWire Harley-Davidson memiliki berat total 249kg, di mana baterainya 113kg. Itu 45% dari seluruh motor.
Setelah produksi selesai, kendaraan listrik tidak memancarkan gas rumah kaca secara langsung, tetapi masih ada emisi dari produksi listrik. Ini bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.
Baca Juga: Desain Futuristik, Harga Motor Listrik RMK E2 Nyaris Tembus Rp400 Juta