Dampak Corona, Negara Ini Catatkan Nol Penjualan Kendaraan

Senin, 04 Mei 2020 | 09:57 WIB
Dampak Corona, Negara Ini Catatkan Nol Penjualan Kendaraan
Seorang polisi lalu lintas di salah satu sudut Kota New Delhi, India menunjukkan imbauan agar berdoa dari rumah selama wabah virus corona. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri otomotif India menjadi salah satu sektor yang paling merasakan dampak pendemi virus corona (Covid-19).

Berdasarkan laporan Society of Indian Automobile Manufactures (SIAM), negara berpenduduk 1,3 miliar ini sama sekali tidak mencatat angka penjualan dalam negeri. Alhasil, industri otomotif merugi sekitar 306 juta dolar AS per hari atau setara Rp 4,4 triliun.

VP Director Marketing and Sales Honda Cars India, Rajesh Goel mengatakan bahwa saat lockdown dilonggarkan, industri otomotif tidak langsung pulih dengan cepat, termasuk salah satunya terkait proses di dalam manufaktur.

"Merakit mobil adalah proses yang sangat kompleks dan melibatkan ribuan bagian. Jika bahkan satu bagian tidak tersedia maka mobil tidak dapat dibuat," kata Rajesh Goel.

Baca Juga: Berisiko, Industri Otomotif di Amerika Serikat Tunda Kegiatan Pabrik

Melansir laman Indianautosblog, Senin (4/5/2020), Maruti Suzuki sebagai pemimpin pasar kendaraan roda empat di negara tersebut, hanya mencatatkan ekspor 632 unit kendaraan dari pelabuhan Mundra pada April 2020.

Hyundai, eksportir mobil terbesar di India, hanya mengirimkan 1.341 unit kendaraan ke pasar luar negeri dari pelabuhan Chennai, bulan lalu. Sementara Mahindra mengekspor unit 733 kendaraan.

Logo Hyundai pada sebuah lingkar kemudi mobil. [Shutterstock]
Logo Hyundai pada sebuah lingkar kemudi mobil. [Shutterstock]

Diketahui, dalam mencegah penyebaran virus corona Kementerian Dalam Negeri India memberlakukan lockdown nasional pada 25 Maret 2020 hingga 14 April 2020. Lockdown kemudian diperpanjang hingga 3 Mei 2020. Akibatnya, penjualan mobil bulanan nol unit.

Industri otomotif di India akan terus berada dalam masalah serius setidaknya hingga beberapa minggu ke depan. Itu karena lockdown nasional kembali diperpanjang hingga 17 Mei 2020.

Baca Juga: Covid-19, Ini Jadwal Operasional Industri Otomotif Britania Raya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI