Gerhard Berger: Detik Terakhir Kontak Ayrton Senna, dan Imbas Covid-19

Kamis, 30 April 2020 | 06:00 WIB
Gerhard Berger: Detik Terakhir Kontak Ayrton Senna, dan Imbas Covid-19
Para driver veteran yang pernah membela tim F1 Ferrari. Dari kiri ke kanan: Gerhard Berger, Jean Alesi, Alain Prost, Ivan Capelli, René Arnoux berpose in Piazza Duomo, Milan, Italia, pada 4 September 2019 dalam acara 90 tahun Scuderia Ferrari [AFP/Miguel Medina].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gerhard Berger adalah mantan driver Formula One (F1) kelahiran Austria, 27 Agustus 1959. Namanya lekat dengan salah satu legenda balap jet darat asal Brasil, Ayrton Senna, yang wafat dalam kecelakaan fatal di Grand Prix (GP) San Marino 1994. Keduanya pernah bersama-sama bernaung dalam tim kondang McLaren-Honda, dan menjalin persahabatan erat.

Sehari lagi, 1 Mei 2020, adalah hari peringatan 26 tahun meninggalnya Ayrton Senna di tikungan Tamburello. Sebagai teman karib, tahun lalu--bertepatan dengan seperempat abad kepergiannya--media The Drive menuangkan kenangan Gerhard Berger tentang detik-detik terakhir bersama mendiang juara dunia F1 tiga kali itu, yang dikutip dari wawancaranya dengan harian The Independent.

"Banyak media dan saksi menyebutkan bahwa pada hari nahasnya Ayrton tampak gelisah, bahkan tidak mau turun berlaga," kenang Gerhard Berger yang dikenal suka menjahili Ayrton Senna.

Kenangan Gerhard Berger dan Ayrton Senna memenangi balap F1 GP San Marino 1991 di tim McLaren-Honda dengan posisi juara satu (Senna) dan dua (Berger) [Instagram @oficialayrtonsenna].
Kenangan Gerhard Berger (kiri) dan Ayrton Senna (kanan) memenangi balap F1 GP San Marino 1991 di tim McLaren-Honda dengan posisi juara satu (Senna) dan dua (Berger) [Instagram @oficialayrtonsenna].

"Namun bagi saya tidak. Saya bisa melihatnya tertawa di balik helm, ketika kami berpandangan. Ia selalu begitu, senantiasa berbahagia untuk saya, bila melihat saya senang. GP San Marino digelar di Italia. Saya dikelilingi tifosi, para fans Ferrari. Ia bersama tim barunya, Williams, sedang saya balap untuk Ferrari. Itulah yang membuatnya bahagia. Apalagi posisi start berdekatan. Kami saling menatap sebelum start, dan itulah kontak mata terakhir," kenang Gerhard Berger.

Baca Juga: Cegah Penularan Corona, Taksi Online di Tegal Pasang Pembatas Plastik

Ia menuturkan, saat start, Ayrton Senna ada di depan, disusul Michael Schumacher, kemudian dirinya. Driver Brasil itu kemudian disebutkan menabrak wall di Curva Tamburello, namun Gerhard Berger masih yakin sahabatnya baik-baik saja, karena disebutkan telah dikeluarkan dari kokpit jet darat Williams.

Balapan mengalami restart dan Gerhard Berger terus balap. Sampai ia mesti terhenti sekitar lap ke-16 dan memutuskan untuk mencarter helikopter yang menerbangkannya ke rumah sakit di Bologna, Italia, di mana Ayrton Senna dirawat setelah dibawa dari sirkuit dengan air ambulance.

Ayrton Senna da Silva Memorial di Sirkuit Imola, Monza, Italia. Berlokasi tepat di balik tikungan Tamburello (Curva Tamburello) di mana ia mengalami nahas pada 1 Mei 1994 [Shutterstock].
Ayrton Senna da Silva Memorial di Sirkuit Imola, Italia. Berlokasi tepat di balik tikungan Tamburello (Curva Tamburello) di mana ia mengalami nahas pada 1 Mei 1994 [Shutterstock].

Di sana ada Profesor Syd Watkins, dokter F1 yang mendampingi operasi Ayrton Senna dan membolehkan Gerhard Berger melihatnya untuk terakhir kali. Di meja operasi itu ia menemui sahabatnya telah tiada.

"Tikungan maut itu, empat tahun sebelumnya, saya juga nyaris celaka," kenang Gerhard Berger.

"Bersama Ayrton, kami lantas memeriksa posisi wall di situ. Apakah bisa dimundurkan agar kelak tidak menimbulkan bahaya bagi para driver F1 lainnya. Ternyata tidak bisa! Saat itu kami saling berpandangan sambil menyatakan: suatu hari bakal jatuh korban ... siapa mengira, ternyata ia sendiri," tandasnya.

Baca Juga: Dokter Berusia 98 Tahun Dari Prancis, Masih Ikut Tangani Pasien Covid-19

Laman berikut adalah pandangan Gerhard Berger tentang situasi terkini pandemi Covid-19 yang membuat balap touring Jerman terpukul besar-besaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI