Suara.com - Pemerintah China berniat untuk memangkas subsidi atas mobil listrik atau menggunakan baterai sumber daya listrik yang termasuk kelas NEV. Pengertiannya, NEV adalah New Energy Vehicle atau kendaraan energi baru dengan cakupan mobil listrik plug-in serta jenis hybrid. di Amerika Serikat, batasan hukum NEV adalah kecepatan maksimal tidak lebih dari 72 km per jam.
Adapun besarnya adalah mencapai 10 persen dan akan mulai berlaku pada tahun ini. Dikutip dari Reuters, rencana pemangkasan subsidi terhadap mobil listrik sebenarnya sudah disampaikan Pemerintah China pada 2015. Dan pelaksanaan pemangkasan akan dilakukan secara bertahap.
Selanjutnya, China menetapkan target produksi NEV ditambah kendaraan bahan bakar sel hidrogen adalah seperlima dari penjualan mobil pada 2025. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi angka polusi di Negeri Tirai Bambu.
Namun demikian, China akan memperluas subsidi untuk pembeli NEV hingga 2022, dan pembebasan pajak atas pembelian selama dua tahun.
Baca Juga: Sabtu Ini, Positif Covid-19 di Indonesia 8.607 Orang, Sembuh 1.042 Orang
Sementara itu, disitat dari laman yang sama, pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla langsung menaikkan harga dari dua varian sedan Model 3 yang dibuat di China. Tetapi sebelum aturan dilaksanakan secara efektif, akan dikenakan masa transisi selama tiga bulan. Model yang akan dinaikkan harganya adalah mobil listrik Tesla Model 3 Standard Range Model dan Long Range Model.
Harga Tesla Model 3 Standard Range Model akan menjadi Rp664 juta. Atau naik Rp9,8 juta dari sebelumnya, yaitu Rp 654 juta. Sedangkan untuk Tesla Model 3 Long Range harganya akan menjadi Rp 753 juta.