5 Risiko Mobil Jarang Dipakai karena PSBB, Ini Tips Manjurnya

Selasa, 21 April 2020 | 08:30 WIB
5 Risiko Mobil Jarang Dipakai karena PSBB, Ini Tips Manjurnya
Ilustrasi ban mobil. Bila terus-menerus menapak pada permukaan tanpa bergerak, permukaan akan menjadi rata [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB diberlakukan di Ibu Kota Jakarta dan pelbagai kota. Ada 10 jenis kendaraan mendapat pengecualian, juga mobil pribadi (silakan klik untuk melihat daftarnya). Selain itu, yang mesti diterapkan adalah meliburkan tunggangan di rumah, kecuali untuk kebutuhan mendesak sebagaimana disebutkan dalam protokol penanganan Covid-19.

Kendaraan melintas di bawah videotron imbauan peraturan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di ruas tol Jor di kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Kamis (16/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Kendaraan melintas di bawah videotron imbauan peraturan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di ruas tol Jor di kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Kamis (16/4/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Dengan diliburkannya mobil kesayangan dari aktivitas di jalan raya, maka ada konsekuensi yang harus ditanggung. Paling tidak, ada lima (5) risiko seperti disebutkan oleh Garda Oto. Berikut adalah identifikasi serta tips menanganinya.

  1. Aki tekor
    Risiko istirahat terlalu lama bagi mobil berakibat pada komponen kelistrikan tepatnya aki. Hal ini akan dirasakan saat pertama kali menyalakan mobil yang sudah lama tak digunakan. Mobil akan menjadi sulit dinyalakan karena adanya penurunan daya listrik dengan sendirinya. Penurunan daya listrik ini berbeda-beda kondisinya tergantung pada umur dan kualitas aki. Semakin tua umur aki maka akan semakin mudah kehilangan daya simpan tenaga listrik. Tips: hidupkan mesin setiap hari tanpa perlu menghidupkan sistem kelistrikan yang lain sekitar 10-15 menit. Waktunya bisa lebih atau kurang tergantung kondisi. Sesekali jalankan mobil untuk pengisian daya listrik pada aki yang lebih maksimal.
  2. Tekanan angin pada ban berkurang
    Tekanan angin pada ban berkurang terjadi jika mobil diparkir terlalu lama. Bagian ban yang menapak langsung dengan aspal akan menjadi rata, membuat bentuk ban menjadi tidak lagi bundar utuh. Akibatnya, akan terjadi ketidakseimbangan ketika mobil pertama kali dijalankan setelah sekian lama berhenti. Selain itu, tekanan angin pada ban berkurang disebabkan oleh karet penutup yang berubah tekstur atau bisa disebabkan adanya bagian yang tidak rata antara ban dan velg. Tips: jalankan mobil beberapa saat (maju-mundur) atau masuk-keluar garasi secara rutin. Upayakan posisi velg dan karet penutup ban juga berubah posisi tumpuannya. Hal ini bertujuan agar tekanan angin pada ban terdistribusi merata dan ban tidak terlalu lama tertumpu hanya pada satu titik tertentu.
  3. Bahan bakar mengendap
    Iklim di Indonesia yang tropis membuat udara lembap akan menyebabkan pengembunan pada tangki dan saluran bahan bakar jika mesin tidak dihidupkan dalam waktu lama. Akibatnya, bahan bakar akan tercampur dengan air yang menguap sehingga bisa mengurangi kualitas bahan bakar serta berpotensi menimbulkan karat pada tangki atau saluran bahan bakar yang terbuat dari besi. Adapun bahan bakar di Indonesia terutama solar bio-diesel, jika dibiarkan terlalu lama akan terjadi endapan yang menyumbat saluran bahan bakar. Tips: saat memanaskan mobil, cek indikator water separator dan filter bahan bakar pada meter cluster. Periksa dan ganti filter bahan bakar secara rutin agar bensin yang dikirim untuk proses pembakaran bisa disaring dan bersih dari partikel kotoran dan karat.
  4. Karat pada piringan cakram rem
    Ketika mobil tidak digunakan dalam durasi cukup lama, ditambah dibiarkan terkena hujan karena diparkir di tempat terbuka, karat bakal timbul pada piringan cakram. Penyebabnya adalah proses alamiah antara lingkungan dengan benda yang berunsur besi. Jika terus dibiarkan, menyebabkan berkurangnya performa rem, juga menimbulkan bunyi saat mobil pertama kali dipakai kembali. Tips: sebaiknya mobil tetap dijalankan minimal satu kali dalam seminggu, karena karat pada piringan cakram pada umumnya akan hilang dengan sendirinya ketika mobil sudah dijalankan sejauh 3-5 m, karat akan hilang karena adanya gesekan dari kampas rem.
  5. Kuman dan debu pada saluran AC
    Penting untuk diketahui, bahwa AC mobil yang jarang digunakan tidak akan menjadi lebih awet, dan bila jarang beroperasi akan memiliki udara tidak bersirkulasi, hal ini bisa menyebabkan endapan debu dan kuman di seluruh bagian saluran AC. Dampaknya adalah kualitas udara di dalam kabin mobil ketika hendak dipakai kembali. Tips: disarankan agar rutin memanaskan mesin mobil sambil menyalakan AC sekitar 5-10 menit minimal seminggu sekali. Ini bertujuan agar gas pendingin freon tidak mengendap dan membiarkan adanya sirkulasi udara pada kabin mobil.

Catatan dari Redaksi: Jika merasakan gejala batuk, sakit tenggorokan dan demam, informasi seputar Coronavirus Disease (Covid-19) bisa diperoleh di Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081-2121-23119. Terapkan imbauan tetap tinggal di rumah, dan jaga jarak atau physical distancing, minimal dua meter persegi. Selalu gunakan masker setiap keluar rumah.

Baca Juga: Anak Usaha Telkom Buka Lowongan Kerja untuk D3 Semua Jurusan, Cek di Sini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI