Mudik di Tengah Wabah Covid-19, Ada Usulan Pakai Mobil Pribadi

Selasa, 31 Maret 2020 | 11:00 WIB
Mudik di Tengah Wabah Covid-19, Ada Usulan Pakai Mobil Pribadi
Arus balik mudik Lebaran 2019. Kendaraan pemudik terjebak kemacetan saat melintas di ruas jalan tol Cikopo - Palimanan KM 80, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2019). Sebagai ilustrasi mudik dengan mobil pribadi [ANTARA Foto/M Ibnu Chazar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam upaya mengerem laju Coronavirus Disease atau Covid-19, pemerintah mengimbau untuk physical distancing serta aksi Work From Home (WFH). Kini, persoalan lebih kompleks karena melibatkan unsur mudik, yaitu menyambut Lebaran yang diperkirakan tiba pada 23 Mei 2020.

Sebaiknya bagaimana disikapi, mengingat sekarang pun tengah berlangsung mudik awal sehubungan adanya WFH dan anak-anak sekolah diminta belajar di rumah. Padahal, langkah mencegah penyebaran Covid-19 dengan menjarangkan kontak orang per orang ini bukan berarti liburan, loh. Situasinya justru mengarah kepada lockdown alias kuncitara atau kunci sementara.

Seorang warganet dengan akun bernama Takviri menuliskan sebuah usulan yang ditujukan kepada akun Twitter resmi Presiden Joko Widodo. Menurutnya, sebaiknya para perantau dengan kendaraan pribadi saja yang bisa mudik. Dengan memenuhi persyaratan tidak boleh transit di manapun.

Usulan mudik dengan mobil pribadi di tengah pandemi Coronavirus [Twitter: @Takviri].
Usulan mudik dengan mobil pribadi di tengah pandemi Coronavirus [Twitter: @Takviri].

"Saran saya begini, Pak @jokowi, hanya pemudik dengan mobil pribadi saja yang boleh mudik. Bodi ditempelistiker supaya sampai di daerah tujuan, bisa diidentifikasi dan dikarantina, serta diawasi Pemda setempat. Di rest area tidak boleh turun dari mobil. Makan dan istirahat di dalam mobil," demikian tulisnya.

Baca Juga: Asik Main Ponsel, Pengemudi Brio Tabrak Pejalan Kaki di Lippo Karawaci

Cuitan itu dilayangkan setelah Presiden Joko Widodo melalui akun Twitter resminya menyatakan bahwa banyaknya jumlah pemudik harus diikuti dengan penanganan oleh pemerintah daerah.

"Delapan hari terakhir, ada 876 bus antarprovinsi yang membawa 14.000-an penumpang dari Jabodetabek ke provinsi lain di Jawa. Belum termasuk yang menggunakan kereta api, kapal, pesawat, dan mobil pribadi. Mobilitas orang sebesar itu sangat berisiko memperluas penyebaran Covid-19," demikian tulis Presiden Joko Widodo.

"Untuk keluarga-keluarga yang telanjur mudik ini, saya meminta para gubernur, bupati, dan wali kota untuk meningkatkan pengawasan dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hanya, screening yang dilakukan jangan sampai berlebihan," imbuh beliau.

Namun cuitan Takviri menuai pro dan kontra, mengingat banyak netizen setuju bahwa sementara ini para perantau diharapkan tidak mudik.

"Rumit dan tetap salah. Intinya kita tidak pernah tahu, siapa positif Coronavirus atau belum. Meskipun naik mobil, sampai kampung tetap menularkan virus sekeluarga," demikian tulis @SotoWedhus.

Baca Juga: Abdel Lelang Motor Vespa GTS Untuk Bantu Penanganan Virus Corona

Sementara @Jhon84922990 membawakan suara bila pemudik tidak atau belum memiliki mobil. "Kasian benar ya, orang yang tidak memiliki kendaraan," tulisnya.

Bagaimana pun sebaiknya jangan, apalagi di antara calon pemudik tetap berpotensi menjadi carrier atau pembawa virus COVID-19 bagi sanak saudaranya di kampung.

Mobimoto.com/Cesar Uji Tawakal

Catatan dari Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi soal Virus Corona COVID-19, silakan hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119. Jangan lupa, terapkan pula usaha tetap tinggal di rumah, dan jaga jarak atau physical distancing dengan jarak minimal dua meter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI