Suara.com - Setiap pabrikan mobil biasanya memiliki rekomendasi bahan bakar minyak (BBM) yang sesuai dengan jenis dan tipe mobil. Dan pada setiap model, memiliki batas atau takaran yang disebut sebagai Research Octane Number (RON) berbeda-beda.
Umumnya, takaran RON mobil tergantung dari spesifikasi mesin dari si kendaraan, dan secara umum atau kebanyakan wajib menggunakan BBM dengan minimal RON 92.
Nah, pertanyaannya, apa dampak dari pengisian BBM yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik?
Dijelaskan oleh Sapta Agung Nugraha, Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Barat, bahwa penggunaan BBM yang sesuai bertujuan untuk kesempurnaan proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin mobil.
Baca Juga: Pandemi COVID-19, Sistem Kesehatan Indonesia Berada di Tubir Jurang
Terlebih mesin mobil zaman sekarang yang memiliki rasio kompresi tinggi. Sehingga, apabila menggunakan BBM dengan RON rendah yang mudah terbakar, maka BBM akan terbakar sebelum busi memercikkan api.
"Sebelum piston secara sempurna mencapai titik mati atas, sudah terjadi pembakaran, maka performa mesin pun akan menjadi tidak maksimal," kata Sapta Agung Nugraha seperti dirilis Auto2000.
Efek yang akan dirasakan secara langsung, biasanya mesin akan ngelitik. Kejadian itu terjadi karena pembakaran di ruang bakar yang tidak sempurna. Oleh sebab itu wajib menggunakan BBM yang sudah dianjurkan oleh pabrikan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Belum lagi, kalau menggunakan BBM di bawah spesifikasi yang telah disarankan. Efek jangka panjang, akan timbul kerak di beberapa komponen di ruang bakar. Jika seperti itu, mobil bisa mogok.
"Maka sebaiknya harus mengikuti arahan atau petunjuk dari masing-masing pabrikan. Apabila menggunakan BBM yang sudah sesuai maka proses pembakaran di ruang mesin akan menjadi sempurna, dan performa mesin pun menjadi lebih maksimal," demikian tutup Sapta Agung Nugraha.
Baca Juga: Best 5 Otomotif Pagi: Logo Jaga Jarak Cegah COVID-19, Renault Bikin Alkes