Alasan Tetap Berada di Jalan, Meski Indonesia Tengah Pandemi COVID-19

Kamis, 19 Maret 2020 | 08:30 WIB
Alasan Tetap Berada di Jalan, Meski Indonesia Tengah Pandemi COVID-19
Ilustrasi ojek online [Suara.com/Ema Rohimah].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Imbauan social distancing dan Working From Home (WFH) diberlakukan di berbagai tempat di Tanah Air sehubungan merebaknya pandemi Novel Coronavirus atau COVID-19. Namun, ada pula para pekerja yang masih berada di jalan.   Antara lain di sektor otomotif adalah para mitra ojek dalam jaringan atau lebih dikenal sebagai ojek online (ojol).

Dikutip dari kantor berita Antara, ada alasan mendasar, mengapa para driver ojol rela berjibaku di tengah pandemi COVID-19. Mereka lebih condong melakukan tindakan preventif mencegah si virus--seperti menggunakan masker dan sarung tangan serta rutin mencuci tangan--dibandingkan menghentikan total aktivitas mereka di jalan raya.

"Saya sih maunya libur. Tidak kerja dulu sementara, cuma cicilan saya bagaimana?" ungkap Agus, seorang driver ojol berusia 35 tahun.

Ilustrasi social distancing. (Shutterstock)
Ilustrasi social distancing [Shutterstock]

Lelaki yang bersama keluarga kecilnya tinggal di rumah kontrakan kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan itu senantiasa memulai kerjanya pagi hari. Mangkal di Stasiun Palmerah dan menunggu penumpang menggunakan jasanya menuju lokasi kerja mereka.

Baca Juga: Nasib Industri Otomotif Nasional di Tengah Wabah Virus Corona

Menurut ayah satu putra ini, meski ada pandemi COVID-19, ia tidak khawatir dengan biaya makan selama dua pekan mendatang. Masih bisa memanfaatkan tabungannya. Namun, jumlah itu tidak mencukupi bila mesti dibagi untuk pembayaran kontrakan rumah dan cicilan sepeda motornya.

Paling tidak, setiap bulan, Agus harus menyisihkan Rp 2 juta untuk kebutuhan rutin cicilan sepeda motor dan rumah kontrak.

"Mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan meski sekarang ngojek juga sepi," tukasnya di tengah kekhawatiran beraktivitas sebagai pengantar, karena rawan mengalami sebaran virus.

Sementara di sektor layanan taksi atau kendaraan roda empat di Ibu Kota Jakart,a dari hasil percakapan Suara.com,  seorang pengemudi taksi konvensional juga menyatakan ia tetap bekerja, meski beberapa kawannya memutuskan tidak berangkat, mengingat betapa sepinya order sejak awal pekan ini (16/3/2020).

"Awalnya ikut serta mereka, menahan diri tidak mengoperasikan taksi, karena menimbang social distancing dan kemungkinan terpapar Virus Corona," kisah lelaki yang kerap disapa Antonio, dan berusia 35 tahun.

Baca Juga: COVID-19 Mencapai Eropa, Ini Laporan Otomotif Volkswagen Group

"Namun setelah dipikir lebih jauh, lama-lama bisa bahaya juga dapur di rumah. Akhirnya saya putuskan melihat situasi dan berhati-hati, dan kantor juga menyediakan hand sanitizer bagi pengemudi serta penumpang. Semoga semua aman sampai pandemi dinyatakan selesai."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI