Suara.com - Nissan Motor Corporation dikabarkan akan menarik diri dari dana modal ventures dengan mitra aliansi Renault SA dan Mitsubishi Motors. Disebutkan bahwa latar belakangnya adalah efisiensi biaya dari pabrikan mobil asal Jepang ini.
Dikutip dari Reuters, salah satu sumber Nissan yang tidak disebutkan namanya mengungkap bahwa perusahaannya itu secara resmi akan segera mengumumkan keputusan yang diambil perusahaan. Hal ini terungkap tidak lama setelah Nissan melakukan pertemuan aliansi pekan lalu.
"Tentu saja kami keluar. Ibaratnya ada rumah terbakar masa ya tidak menyelamatkan diri," tukasnya.
Sementara itu, juru bicara Nissan mengatakan bahwa kabar tentang kepergian mereka dari aliansi Nissan-Renault hanyalah spekulasi, dan ia menolak berkomentar lebih jauh.
Baca Juga: Best 5 Otomotif Pagi: Biker Seleb Cantik, Ketemu Simbah Koki 100 Tahun
Di sisi lain, Mitsubishi yang termasuk bagian dari aliansi mengatakan tidak ada keputusan yang dibuat dari hasil pertemuan pekan lalu.
Selain itu, langkah yang diambil Nissan juga disebut sebagai salah satu strategi untuk mengatasi penurunan pendapatan yang terdampak dari Coronavirus atau COVID-19. Di China, pasar otomotif terbesar di dunia, juga untuk Nissan sendiri, mereka mengalami situasi anjlok mencapai 80 persen pada Februari 2020.
Alliance Ventures sendiri bertujuan menjadi ruang belajar bagi kemitraan para produsen otomotif itu, melalui startup investasi. Diperkirakan startup asuhan Carlos Ghosn--yang digeser kedudukannya terkait skandal keuangan di Jepang--itu akan mendapatkan 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) per tahun dari tiga mitra aliansi. Yaitu, Renault, Mitsubishi, serta Nissan.
Menurut situs resminya, dana itu disiapkan dengan investasi awal 200 juta dolar AS hingga 1 miliar dolar AS pada 2023. Portofolio mereka termasuk WeRide, startup robo-taxi China, dan Tekion Corporation, platform retail berbasis cloud untuk mobil.
Baca Juga: Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wuhan Tutup, Pertanda Otomotif Bangkit?