Suara.com - Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengungkapkan kendaraan komersial atau niaga memiliki peluang lebih cepat untuk segera melakukan ekspor ke Australia.
"Kalau kita lihat peluangnya memang lebih banyak ke kendaraan komersial. Jadi yang paling mungkin segera, itu di kendaraan komersial," ujar Putu, di sela Diskusi Pintar Bersama Isuzu dan Kementerian Perindustrian, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Lebih lanjut, Putu menjelaskan, untuk kendaraan penumpang masih perlu melakukan perubahan produksi. Karena kalau pasara Australia paling meminati SUV dan sedan. Sementara di Indonesia pasar terbesar adalah mobil keluarga.
"Indonesia yang paling banyak di produksi itu masih MPV. Ini yang perlu direorientasi untuk menuju kesana (ekspor ke Australia)," kata Putu.
Baca Juga: RIP Holden! GM Putuskan Hengkang dari Australia
Meski belum bersedia menyebutkan merek apa saja yang siap melakukan ekspor ke negeri kangguru, namun Putu mengaku sudah mengantongi beberapa merek yang siap melakukan ekspor.
"Sudah ada beberapa yang kita list. Karena untuk sementara kan yang paling banyak investasi adalah merek Jepang," terangnya.
Seperti diketahui, pemerintah terus menjajaki peluang ekspor ke Australia untuk memanfaatkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA).
Dengan pasar otomotif yang lebih besar dari Indonesia, Australia dianggap memiliki peluang untuk mendongkrak angka ekspor kendaraan bermotor rakitan Indonesia.
"Kalau kita lihat di Australia itu pasarnya lebih besar dari pasar Indonesia. Secara keseluruhan kendaraan bermotor itu lebih dari satu juta sekian. Jadi kalau dari sebagian itu supply dari negara-negara Asean termasuk Indonesia pastinya cukup signifikan untuk menambah ekspor kita," tutup Putu.
Baca Juga: Ekspor Mobil Indonesia Naik 25 Persen di 2019, Daihatsu Paling Top
Australia sendiri kini sudah tak memiliki pabrik mobil dan memenuhi kebutuhan dalam negerinya dengan mengimpor dari luar negeri.