Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wuhan Tutup, Pertanda Otomotif Bangkit?

Jum'at, 06 Maret 2020 | 17:00 WIB
Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wuhan Tutup, Pertanda Otomotif Bangkit?
Saudi International Motor Show. Sebagai ilustrasi pameran otomotif global dengan produk dari seluruh dunia, termasuk pabrikan di China [AFP].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menyebut nama Wuhan di Provinsi Hubei, China berarti menyebut sebuah kota industri otomotif. Dalam upaya mendekatkan diri ke pasar kendaraan bermotor nomor satu dunia, termasuk produk bertenaga listrik (Electric Vehicle atau EV), banyak manufaktur global membangun pabriknya di sini.

Nama-nama seperti Ford Motor Company, Honda Global, Tesla Incorporation, Nissan, serta General Motors memiliki pabrik di Wuhan atau kawasan sekitarnya. Belum lagi produsen otomotif tuan rumah sendiri.

Sehubungan merebaknya wabah Coronavirus atau COVID-19, Wuhan menjadi salah satu kota pertama yang dikarantina atau mengalami lockdown. Warga tidak diperkenankan keluar dari tempat tinggal mereka, transportasi massal mulai kereta api, bus, sampai pesawat udara dilarang beroperasi. Demikian pula pemakaian mobil pribadi serta taksi.

Lokasi pembangunan rumah sakit di Kota Wuhan, Cina, Jumat (24/1).  [Foto/AFP]
Lokasi pembangunan rumah sakit di Kota Wuhan, Cina, Jumat (24/1/2020). [Foto/AFP]

Toh di saat-saat genting seperti itu, beberapa warga masih melintas menggunakan sepeda motor pribadi. Seperti dikutip dari CNA, salah satu warga yang mengemudikan roda dua menyebutkan, "Kami gunakan kendaraan roda untuk mengantar tetangga ke rumah sakit. Mungkin terpapar Coronavirus dan perlu penanganan cepat. Bila bukan kami, siapa lagi? Ambulans perlu waktu lama, dan bukankah tetangga berdomisili lebih dekat? Wuhan sudah pernah menaklukkan wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), dan kini juga siap bertahan."

Baca Juga: Wuhan Coronavirus di Indonesia, Pameran IIMS 2020 Tetap Jalan

Salah satu bentuk solidaritas itu juga bisa disaksikan lewat tayangan media sosial. Para penghuni apartemen di Wuhan saling berteriak memberikan semangat satu sama lain, bunyinya "Jiayou!" atau dalam terjemahan Inggris - Hong Kong bisa disebut, "tambah gas" dan dalam kosakata otomotif Indonesia bisa disebut "gaspol".

Dikutip Reuters dari CCTV, Senin pekan ini (2/3/2020) disebutkan bahwa Wuhan menutup rumah sakit darurat COVID-19 pertama, dari 16 rumah sakit yang dibangun secepat kilat saat wabah meledak. Tentu ini kabar menggembirakan, sejak pemerintah China memberikan mandat pada Tahun Baru Imlek atau Sinchia (24/1/2020) untuk mengkarantina Kota Wuhan.

Teriakan warga Wuhan, China yang saling menguatkan satu sama lain. [Twitter]
Teriakan warga Wuhan, China yang saling menguatkan satu sama lain. [Twitter]

Penutupan ini bertepatan dengan penurunan tajam atas terjadinya kasus baru Coronavirus di Provinsi Hubei dan ibu kotanya, Wuhan. Sejak Januari 2020, kasus infeksi baru di kawasan ini disebutkan kurang dari 200 orang. Pada Minggu (1/3/2020), Hubei mencatat 196 kasus baru yang dikonfirmasi Komisi Kesehatan Nasional China. Atau menurun tajam dari 570 kasus sehari sebelumnya dan terendah sejak 24 Januari.

Lantas bagaimana dengan sektor otomotif di Kota Wuhan pada khususnya, setelah rumah sakit darurat COVID-19 ditutup? Simak laman berikut ini.

Diketahui bahwa sejak terjadinya wabah Virus Corona atau Coronavirus penjualan mobil di China tersuruk hingga 92 persen pada paruh pertama Februari 2020. Demikian data diungkap oleh China Passenger Car Association (CPCA).

Baca Juga: Coronavirus Ada di Indonesia, Gelaran Otomotif GIICOMVEC Jalan Terus?

Asosiasi produsen mobil China baru-itu bahkan memperkirakan penurunan penjualan mencapai 10 persen untuk semester pertama tahun ini, serta penurunan 5 persen setahun penuh. IHS Markit, penasehat bisnis dan finansial menambahkan, jika banyak pabrik tutup hingga pertengahan Maret, bisa mengakibatkan pengurangan 1,7 juta produksi kendaraan di China.

Sudut pandangnya adalah tindakan para perusahaan mobil yang menghentikan produksi ketika wabah COVID-19 mulai meluas. Contohnya penutupan Gigafactory milik Tesla yang berlokasi di Shanghai, penundaan produksi Tesla Model 3, sampai penundaan produksi Volkswagen dari semua pabriknya yang berada di Negeri Tirai Bambu, dan beroperasi dalam kemitraan dengan SAIC.

Philips menyinari kota Shanghai dengan lighting dramatis. (Doc: Philips Lighting)
Ilustrasi Kota Shanghai, China, lokasi Tesla Gigafactory [Dok. Philips Lighting].

Untuk urusan pemasaran penjualan, pihak produsen melakukan display secara virtual. Para pemain baru seperti NIO, dan XPeng, sampai perusahaan yang telah berkibar lama, misalnya Volkswagen, Nissan, SAIC dan BMW.

Disebutkan pula, para produsen otomotif secara bersama-sama maupun terpisah siap melakukan langkah mengatasi serangan Virus corona atau COVID-19. Seperti SAIC-GM-Wuling Automobile (SGMW) mengumumkan akan memproduksi masker, yang dapat membantu mencegah infeksi virus melalui pernapasan.

Perusahaan ini bekerja sama dengan Guangxi Defu Technology, sebuah pemasok suku cadang interior, untuk produksi masker di Provinsi Guangxi. Ada 14 jalur produksi baru untuk masker medis dan masker wajah N95 dengan volume yang direncanakan 1,7 juta per hari.

Dari dalam negeri, produsen mobil dalam negeri China, BYD Co dan GAC Motor Co juga mengumumkan akan memproduksi masker dan desinfektan di pabrik mereka. Kapasitas produksi BYD direncanakan sekitar 5 juta masker dan 50 ribu botol desinfektan per hari, dengan batch pertama disumbangkan untuk pengemudi bus umum, taksi, armada naik kendaraan, dan sukarelawan yang berada di garis terdepan memberikan pertolongan pertama terhadap pasien terpapar Coronavirus.

Untuk kembali ke kondisi normal akibat serangan virus ini, sektor otomotif China yang terpuruk hingga 92 persen membutuhkan waktu tidak sebentar. Namun konsolidasi dan transformasi industri bisa diharapkan lebih cepat pulih.

Catatan dari Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal Virus Corona COVID-19, silakan hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI