Suara.com - Keberadaan motor bebek di Indonesia semakin tergeser setelah skuter matik alias skutik berhasil menjadi primadona. Saat ini, kuda besi yang terkenal irit itu hanya menyumbang enam persen dari seluruh penjualan sepeda motor di Tanah Air. Bahkan sepanjang 2019 lalu, tak ada satupun Agen Pemegang Merek (APM) yang meluncurkan produk baru untuk motor bebek.
Lalu sampai kapan motor bebek masih bisa bertahan di tengah gempuran skutik?
Antonius Widiantoro, Public Relation Manager PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing menyatakan walaupun sepeda motor saat ini didominasi skutik, akan tetapi permintaan motor bebek masih terus ada.
"Bebek masih ada demand. Di luar Jawa permintaan masih cukup tinggi," ujar Antonius Widiantoro, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Baca Juga: Lomba Jingle untuk Yamaha NMax Digelar di Ajang Java Jazz
Ia menambahkan, permintaan itu sebenarnya sesuatu yang diciptakan. Jadi Yamaha sejauh ini tidak khawatir untuk terus berjualan motor bebek.
Lebih lanjut, Anton Widiantoro mencontohkan, pasar skuter matik pada awal kemunculannya di 2002 sebenarnya juga tidak bagus. Jadi mereka ciptakan demand itu hingga pasarnya ikut berkembang.
"Motor bebek itu masih banyak dipakai di area yang jalurnya kurang bagus seperti di kota. Instansi pemerintah di daerah juga masih banyak yang pakai untuk operasional," terang Anton Widiantoro.
Terakhir Anton Widiantoro menegaskan bahwa selama masih ada peminatnya, ia meyakini usia bebek di pasar otomotif Indonesia masih cukup panjang. Meskipun secara penjualan sebenarnya tidak lagi terlalu menguntungkan.
Baca Juga: Di Filipina, Lahir Jet-Max, Crossbreed Jetski dan Yamaha Nmax