Mestinya Viral: Para Perempuan Bertaruh Nyawa Melahirkan di Jalan

Jum'at, 14 Februari 2020 | 09:00 WIB
Mestinya Viral: Para Perempuan Bertaruh Nyawa Melahirkan di Jalan
Lintasan uji nyali untuk 4x4 di Jorong Galugua, Nagari Galugua, Sumatera Barat [ANTARA Foto].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di era kekinian, ketika warga perkotaan terhubung dengan berbagai sudut dunia lewat smartphone serta didukung transportasi darat yang tersedia setiap saat, ada bagian dari negeri kita masih berada dalam kondisi sebaliknya. Sebuah keadaan berpotensi viral, yaitu kaum Hawa di kawasan ini sudah biasa menghadapi kondisi harus melahirkan di jalan.

Dikutip dari kantor berita Antara, Jorong Galugua, Nagari Galugua, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, memiliki akses jalan rusak dan medan yang sulit. Sehingga, keadaan harus melahirkan dalam perjalanan saat menuju Puskesmas atau rumah sakit bila tidak bisa ditangani puskesmas pembantu, menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Ilustrasi ibu melahirkan.
Ilustrasi ibu melahirkan [Shutterstock].

"Jalan dari sini ke lokasi Puskesmas sangat sulit. Hanya bisa dilewati mobil berpenggerak 4×4 (Four Wheel Drive atau 4WD). Ketika hujan deras, lintasan sangat susah untuk dilalui," papar Yunita Sari, seorang bidan di Puskesmas Pembantu Nagari Galugua, Kamis (13/2/2020).

Dan bila melahirkan di jalan, imbuhnya, di sisi kiri dan kanan jalan cuma tampak perbukitan dengan pepohonan rimbun serta tinggi. Selain itu tentu saja ruas jalan rusak.

Baca Juga: Best 5 Otomotif Pagi: Recall Tesla Model X, Alfa Romeo 4C Mesin Yamaha

"Saya sendiri, tiga tahun lalu juga merasakan situasi ini, saat melahirkan anak pertama. Waktu tempuh menuju Puskesmas lama, dan jalan sangat sulit untuk dilewati. Jadinya, saya harus melahirkan di jalan," kata Yunita Sari berterus terang. Ia sendiri sudah menjalani profesinya di sana sejak 2016.

Adapun Puskesmas Induk berlokasi di Nagari Sialang, dan pasien termasuk ibu yang akan melahirkan, bila tidak bisa ditangani di sini, akan dirujuk ke rumah sakit berjarak lebih dari lima jam perjalanan bermobil.

"Dari tempat kami ke Puskesmas Induk saja mencapai waktu sekitar dua sampai tiga jam. Kalau tidak bisa ditangani di sana, kami harus ke rumah sakit umum yang berada di Kota Payakumbuh. Bisa saja, kami pergi pagi, tiba di sana telah sore atau petang," tukasnya.

Di sisi lain, Zulfahmi, Wali Nagari Galugua menyatakan bahwa akses di pedesaan atau nagari yang berpenduduk sekitar 3.500 jiwa ini memang sulit. Akibatnya, sektor ekonomi dan kesejahteraan terkena imbasnya. Seperti harga sembako, sampai ketersediaan tenaga pendidik dan kesehatan di Nagari Galugua.

Selain akses jalan raya, Nagari Galugua juga belum memiliki jaringan telepon seluler. Sehingga untuk berkomunikasi, warga setempat harus menuju titik di sebuah lokasi berjarak satu jam.

Baca Juga: Puncak Wabah Coronavirus, Rawan Pasokan Komponen Otomotif

"Itu pun hanya untuk bertelepon, kalau internet harus menempuh waktu dua sampai tiga jam. Ini salah satu kendala bagi masyarakat daerah sini," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI