Kondisi lockdown atau pelarangan bepergian sekaligus karantina di Wuhan, pusat berawalnya sebaran novel Coronavirus (2019-nCoV) atau Wuhan Coronavirus membuat produsen Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Tesla Incorporation melakukan tindakan sosial.
Apalagi, China merupakan negara dengan begitu banyak pengguna KBL kategori bertenaga listrik murni atau Electric Vehicle (EV). Sementara Tesla Incorporation sendiri juga baru saja membuka pabrik di negeri itu, dengan bantuan pendanaan pemerintah setempat.
3. Kota Otomotif China Terpapar Coronavirus, Ini Prediksi Penjualan Mobilnya
Baca Juga: Gaya Otomotif The Royals: Koleksi Satu Warna, Konversi Tenaga Listrik
Menurut proyeksi China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), penjualan mobil China kemungkinan akan turun dua persen pada 2020, sementara World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi negeri itu akan melambat menjadi 5,9 persen, dan hambatan bisnis jangka pendek dikhawatirkan meningkat sehubungan terjangkitnya wabah Coronavirus di Wuhan, Provinsi Hubei, demikian dikutip dari Nasdaq.com.
Khusus untuk sektor otomotif, munculnya Coronavirus di sekitar Hari Raya Imlek atau Sinchia (25/1/2020) menjadi catatan tersendiri mengingat Wuhan disebut-sebut sebagai kota otomotif China. Dalam artian, di kota inilah banyak bermarkas para produsen mobil merek asing. Antara lain PSA Group, General Motors, Ford Motor Company, Fiat Chrysler, Honda, serta aliansi Nissan dan Renault.
4. Dampak Wuhan Coronavirus, Tesla Menutup Pabrik di Shanghai
Menyusul kebijakan produsen otomotif global yang menutup pabrik mereka di Wuhan, China akibat terjangkitnya wabah Coronavirus, kini kondisi berlanjut di area luar kawasan karantina atau lockdown. Seperti terjadi pada perusahaan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL), Tesla Incorporation.
Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Fernando Alonso Reli Dakar, Tips Motoran Hujan
Meski memiliki pabrik yang berlokasi di Shanghai, atau sekitar sembilan jam perjalanan bermobil dari Wuhan, sebagaimana dikutip dari The Verge, Tesla telah mendapatkan mandat dari pemerintah China untuk menutup Gigafactory, pabrik barunya itu. Alasannya jelas, kekhawatiran akan terdampak 2019-nCoV atau Wuhan Coronavirus.