Suara.com - Menyusul kebijakan produsen otomotif global yang menutup pabrik mereka di Wuhan, China akibat terjangkitnya wabah Coronavirus, kini kondisi berlanjut di area luar kawasan karantina atau lockdown. Seperti terjadi pada perusahaan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL), Tesla Incorporation.
Meski memiliki pabrik yang berlokasi di Shanghai, atau sekitar sembilan jam perjalanan bermobil dari Wuhan, sebagaimana dikutip dari The Verge, Tesla telah mendapatkan mandat dari pemerintah China untuk menutup Gigafactory, pabrik barunya itu. Alasannya jelas, kekhawatiran akan terdampak 2019-nCoV atau Wuhan Coronavirus.
Atas penutupan sementara itu, produksi Tesla Model 3 bakal tertunda, paling tidak sampai satu setengah minggu ke depan. Yaitu baru akan dibuka kembali, paling cepat 9 Februari 2020.
Lantas bagaimana dengan profitabilitas perusahaan atas kebijakan ini?
Baca Juga: Herbert Diess: 2020 Menjadi Tahun Sulit Bagi Industri Otomotif
"Pemerintah mewajibkan agar pabrik ditutup paling tidak satu setengah minggu. Dan penghentian ini bisa sedikit berdampak terhadap profitabilitas perusahaan pada kuartal pertama 2020," papar Zach Kirkhorn, Direktur Keuangan Tesla.
Sebagai catatan, Tesla Gigafactory mulai mengirimkan produksi perdana dari pabriknya di Shanghai pada akhir 2019. Produksi mobil-mobil KBL Tesla yang berkategori tenaga listrik murni atau Electric Vehicle (EV) dari pabriknya di Negeri Tirai Bambu itu adalah tonggak penting bagi Tesla, yang berharap bahwa pabrik mereka di China akan menjadi batu loncatan meraup konsumen di negara itu, sebagai pasar otomotif terbesar dunia untuk KBL.
Meski Tesla tidak mengharapkan bahwa Gigafactory langsung bisa membukukan produksi dan penjualan dalam jumlah fantastis, tetap saja Tesla Model 3 adalah unggulan. Dan produk ini bisa mewakili sebagian kecil dari keuntungan per triwulan dari perusahaan. Sedangkan di sisi lain, saat Tesla Incorporation berniat membangun pabrik di Shangai, pemerintah China turut memberikan dorongan bagi tumbuhnya Tesla China.
Selain Tesla, perusahaan non-otomotif yang saat ini turut menghentikan aktivitas kantornya di China adalah Google. Sementara Apple dan Facebook membatasi perjalanan dinas karyawannya pekan ini.
Baca Juga: Kota Otomotif China Terpapar Coronavirus, Ini Prediksi Penjualan Mobilnya