Carlos Ghosn Melarikan Diri, Duta Besar Jepang Imbau Kerja Sama Beirut

Kamis, 09 Januari 2020 | 17:00 WIB
Carlos Ghosn Melarikan Diri, Duta Besar Jepang Imbau Kerja Sama Beirut
Beirut, ibu kota Lebanon. Sebagai ilustrasi kota tempat Carlos Ghosn adakan jumpa pers setelah pelariannya [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hebohnya pelarian Carlos Ghosn, mantan orang nomor satu aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi dari Jepang dan muncul di negeri leluhurnya, Lebanon tak berhenti sampai di situ. Pihak pemerintahan Negeri Matahari Terbit menyayangkan hal ini, serta melakukan langkah diplomatik.

Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, Takeshi Okubo, Duta Besar Jepang untuk Lebanon telah melakukan pertemuan dengan Michael Aoun, Presiden Lebanon, kemarin  (8/1/2020). Intinya, peristiwa pelarian itu sangat disesalkan Jepang, dan pihak Beirut diminta bekerja sama untuk menemukan kembali Carlos Ghosn.

Carlos Ghosn dalam pameran otomotif di Perancis [Shutterstock].
Carlos Ghosn dalam pameran otomotif di Perancis [Shutterstock].

Adapun Carlos Ghosn sebelum melarikan diri berstatus tengah menunggu proses peradilan lanjutan di Jepang, atas tuduhan pelanggaran keuangan. Ia sendiri menandaskan, melakukan tindakan lari karena "kecurangan" yang dilakukan pemerintah setempat, yaitu menunda persidangannya hingga 2021.

Saat ini, pemerintah Turki dan Jepang sedang menyelidiki cara Carlos Ghosn diselundupkan keluar Tokyo dan Osaka, melalui bandara Istanbul, Turki serta menuju ke Beirut, Lebanon. Interpol pun telah mengeluarkan "red notice" untuk melakukan penangkapan atas Carlos Ghosn.

Baca Juga: Car-Free Month, TN Bromo Tengger Semeru Bebas dari Kendaraan Bermotor

Beberapa tuduhan Kejaksaan Tokyo yang dilayangkan kepada Carlos Ghosn adalah tidak melaporkan perolehan pendapatan dengan sebenarnya, serta memindahkan kerugian bisnis pribadi ke rekening Nissan. Sementara lelaki kelahiran Brasil, berasal dari Lebanon, serta berpaspor Prancis itu menyatakan ia adalah korban "pengkhianatan" dan "konspirasi" eksekutif Nissan yang ingin menggagalkan upayanya menggabungkan kedua produsen otomotif.

CEO Nissan Motors, Hiroto Saikawa berbicara saat konferensi pers di kantor pusat perusahaan di Yokohama, Prefektur Kanagawa (19/11/2018). Pimpinan Nissan,Carlos Ghosn menghadapi pemecatan setelah ditangkap di Jepang atas tuduhan penyalahgunaan dana keuangan, kata CEO ini [AFP/Behrouz Mehri].
Mantan CEO Nissan Motors, Hiroto Saikawa saat berbicara saat konferensi pers di kantor pusat perusahaan di Yokohama, Prefektur Kanagawa (19/11/2018) [AFP/Behrouz Mehri].

Sementara itu, tim hukum Carlos Ghosn menyatakan ketimpangan Nissan dalam kasus ini juga tampak dari dibolehkannya Hari Nada, seorang eksekutif "yang perilakunya sendiri adalah subjek investigasi" untuk menjalankan penyelidikan atas Carlos Ghosn. Demikian pula Latham & Watkins, firma hukum yang membantu penyelidikan Nissan dinilai tidak independen karena telah lama bertindak sebagai penasihat pihak luar bagi perusahaan otomotif itu.

Di sisi lain, pengacara Carlos Ghosn juga menyatakan bahwa Nissan gagal mendapatkan bukti bahwa Hiroto Saikawa, CEO Nissan juga mendapat "manfaat dari kompensasi yang tidak tepat", dan beliau telah mengundurkan diri setelah mengakui dibayar berlebih, yang melanggar prosedur internal.

Baca Juga: Chris Hemsworth, Pemeran Driver F1, Galang Dana Kebakaran Australia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI