Suara.com - Bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, termasuk banjir Jakarta 2020 berdampak di pelbagai sendi kehidupan. Di sektor otomotif adalah kerugian mobil terhanyut air bah serta terendam banjir.
Pantangan utama yang tidak boleh dilanggar setelah mobil terendam banjir adalah menghidupkan mesin mobil atau melakukan starter dalam kondisi masih basah.
"Sehabis mobil terendam banjir, pastikan Anda tidak coba-coba menghidupkan mesin. Sekali lagi, jangan coba-coba," wanti-wanti Sunardi, Service Advisor Auto2000 Pandeglang.
Dijelaskan oleh Sunardi, bahwa tindakan menghidupkan mesin mobil atau sekadar memutar kontak mobil atau melakukan starter pada posisi "on" akan berakibat fatal bagi mesin dan sistem kelistrikannya.
Baca Juga: Minggat dari Jepang, Carlos Ghosn Bicara Soal Otomotif di Kota Ini
"Kalau komponen kelistrikan sudah banyak terendam air, akan terjadi kerusakan lebih parah jika dialiri listrik saat mesin on," terannya.
Sistem kelistrikan yang mengalami korsleting atau arus pendek berpotensi membuat komponen ECU (Electronic Control Unit) dan kabel bodi (wiring) rusak. Sementara pada mesin, air sisa banjir yang masuk ke ruang mesin efeknya bisa menimbulkan gejala engine water hammer.
"Misalnya air sempat mencapai dan terciprat ke area intake manifold, maka air akan masuk ke dalam mesin saat proses starter. Dan mesin bisa mengalami water hammer," sebut Sunardi.
Jika sudah terkena gejala ini, bisa berakibat fatal. Karena setang piston bisa bengkok, dan parahnya lagi bisa membuat pecah blok mesin. Oleh karena disarankan mobil segera dibawa ke bengkel resmi.
Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Pemeran Juara F1 Galang Dana, Trump Koleksi Mobil