Suara.com - Gempuran banjir di wilayah Jabodetabek tak sebatas menggenangi berbagai kawasan perumahan dan jalan raya biasa. Ruas tol atau jalan bebas hambatan pun terkena imbas.
Dikutip dari kantor berita Antara, PT Jasa Marga (Persero) Tbk melaporkan beberapa titik genangan di Jalan Tol regional Jabodetabekjabar, terhitung 2 Januari pukul 14.30 WIB, yang berakibat penutupan jalan tol.
Dwimawan Heru, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengatakan bahwa untuk Jalan Tol Jakarta-Tangerang, di Km 03+900 sampai Km 04+400 ke arah Tangerang maupun Jakarta terdapat genangan air setinggi 40-50 cm pada hari kejadian, atau bertepatan dengan New Year's Day dan sehari sesudahnya (2/1/2020).
Akibat genangan, PT Jasa Marga (Persero) Tbk memberlakukan kebijakan lawan arus atau contraflow di jalan tol mulai dari Cikarang Barat hingga Cibitung Kilometer 23+800 untuk mengurai kemacetan arah Jakarta. Diteruskan menutup sejumlah gerbang tol demi keamanan pengguna jalan. Gerbang tol yang ditutup di antaranya GT Cikarang Barat 4 arah Jakarta, GT Cibitung 1 dan 2, GT Cikarang Barat 5, GT Cikarang Timur arah Jakarta, GT Cibatu, GT Cikarang Utara arah Jakarta, serta GT Karawang Barat 2 arah Jakarta.
Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Motoran ke 10 Negara, Jeep Rubicon Kebanjiran
Kini saat banjir mulai berangsur surut dan beberapa ruas tol kembali bisa beroperasi, wacana dari pengamat transportasi Djoko Setijowarno bisa ditelaah.
Ia menyarankan agar pengelola jalan tol melakukan pemeliharaan saluran drainase tol disamping pemeliharaan rutin permukaan jalan tol.
"Alangkah baiknya pemeliharaan jalan tol tidak hanya dilakukan pada bagian permukaan, namun dilakukan pula pemeliharaan di bagian bawahnya atau bagian drainase," ujar Djoko Setijowarno saat dihubungi kantor berita Antara di Jakarta, pada Kamis (2/1/2020).
Dia juga menambahkan bahwa perencanaan dan pembangunan jalan, baik jalan tol maupun non-tol perlu dibarengi dengan perencanaan serta pembangunan saluran drainase.
"Jarang sekali di Indonesia pembangunan jalan diiringi dengan pembangunan drainase, kita tidak pernah berpikir jangka panjang. Jadi kalau membangun jalan sekalian juga membangun saluran pembuangan airnya, dan saluran drainase tadi harus dipelihara secara baik," pungkasnya.
Baca Juga: Gunakan Skutik, Ayah dan Bocah Lelaki Ini Tembus 10 Negara