Ciri helm yang terlalu sempit adalah timbulnya rasa sakit di bagian pelipis, ketika digunakan.
Sedangkan untuk memastikan bahwa helm tidak terlalu besar, cara yang bisa dicoba adalah dengan menggelengkan kepala dan perhatikan apakah helm bergeser atau tidak. Jika bergeser maka dapat dipastikan bahwa helm terlalu longgar.
3. Kaca Helm.
Ada dua jenis visor atau kaca helm yang kerap kita jumpai sehari-hari, yang bening dan tinted atau memiliki aksen warna.
Baca Juga: 4 Motor Macho Ini Cocok Banget Dimodif Retro, Apa Saja?
Soal ini sebetulnya kembali ke selera masing-masing tapi, akan lebih baik jika memilih helm dengan jenis kaca yang bening agar penglihatan tetap jelas dalam kondisi hujan dan malam hari.
4. Kunci Helm.
Sejauh ini ada tiga macam mekanisme penguncian helm yang tersedia di pasaran di Indonesia, Quick Release, Micro Metric dan Double D-ring.
Quick Release adalah model yang sangat umum, dengan bunyi khas "klik" ketika dikunci.
Micro Metric memiliki pengunci jenis gerigi di kedua sisi untuk bisa saling mengunci.
Baca Juga: Tak Mau Kalah dari Suzuki, Ducati Luncurkan Motor MotoGP 2020 Lebih Cepat
Sementara model Double D-ring adalah jenis penguncian helm standar balap karena tingkat keamanan yang baik.