Suara.com - Berlangsung di Karawang, Jawa Barat, sehari lalu (12/12/2019) Presiden Joko Widodo melepas secara resmi keberangkatan Isuzu Traga untuk mengaspal perdana di Filipina.
Dikutip dari kantor berita Antara, rupanya ada alasan khusus mengapa PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) memilih negara kepulauan terbesar kedua setelah Tanah Air. Yaitu berangkat dari potensi penjualan yang besar di sana, setelah pasar nasional kita.
"Seperti yag kita tahu, Traga adalah pick-up medium, dan pasarnya paling besar di Indonesia dan kedua di Filipina," papar Ernando Demily, Presiden Direktur PT IAMI, di Karawang, Jawa Barat.
Berangkat dari kondisi itu, maka negara tetangga sesama anggota ASEAN inilah yang kemudian disasar oleh Isuzu, seperti kelanjutan kalimat dari Ernando Demily, "Jadi sudah jelas kita cari pasar yang mirip dengan Indonesia."
Baca Juga: Suguhkan Tontonan Sport Otomotif Akhir Tahun, TGAIC Undang Rider Asing
Selanjutnya, ia juga mengatakan bahwa pasar kendaraan pikap di Filipina bagus, karena pada 2018 mampu menjual 8.000 unit kendaraan kategori pikap di kelas medium. Jumlah ini diproyeksikan naik pada 2020.
"Saya perkirakan pasarnya akan lebih besar karena di sana butuh transportasi masyarakat," kata Ernando Demily.
Sementara Keiji Takeda, Vice President PT IAMI menambahkan bahwa spesifikasi Isuzu Traga yang diekspor ke Filipina berbeda dengan produk untuk pemasaran Indonesia.
"Di Indonesia, banyak dipakai sebagai truk. Kalau di sana menjadi sarana transportasi orang. Isuzu Traga bisa digunakan sebagai pengganti bus transportasi," papar Keiji Takeda.
Soal target penjualan Isuzu Traga ekspor ini, sampai akhir 2020, PT IAMI mentargetkan enam ribu unit ekspor Isuzu Traga dengan potensi devisa 66 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp 926,6 miliar per tahun.
Baca Juga: Hyundai Datang, Toyota Sebut Industri Otomotif Semakin Meriah
Sebagai catatan, Isuzu Traga ekspor perdana yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo ini dihasilkan oleh pabrik Isuzu di Karawang. Lokasi berada di lahan seluas 30 hektar, dengan kapasitas regular 52 ribu unit per tahun dan bisa dioptimalkan hingga 80 ribu unit per tahun.