Mobil yang Pertama Kali Gunakan B30 Harus Ganti Filter Lebih Cepat

Liberty Jemadu
Mobil yang Pertama Kali Gunakan B30 Harus Ganti Filter Lebih Cepat
Petugas menunjukan bahan bakar Biodisel 30 saat launching road test penggunaan B30 di gedung KESDM, Jakarta, Kamis (13/6). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Mobil yang sebelumnya tidak menggunakan biodiesel cenderung mengalami penggantian filter bahan bakar lebih cepat di awal penggunaan B30 karena efek blocking.

Suara.com - Mobil yang menggunakan bahan bakar solar B30 untuk pertama kalinya harus mengganti filter bahan bakar lebih cepat, demikian hasil pengujian dari Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM yang dilansir Antara, Rabu (11/12/2019).

Kendaraan baru atau yang sebelumnya tidak menggunakan biodiesel cenderung mengalami penggantian filter bahan bakar lebih cepat di awal penggunaan B30 karena efek blocking, namun sesudahnya kembali normal.

Oleh karena itu, usulan spesifikasi bahan bakar untuk B100, kadar monogliserida maksimum adalah 0,55 persen - massa dan kadar air maksimum adalah 350 ppm. Penggunaan B100 dil uar rekomendasi ini memerlukan pengujian tambahan.

Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) diharapkan memberikan informasi adanya penggantian filter bahan bakar yang lebih cepat pada kendaraan baru atau kendaraan yang belum pernah menggunakan bahan bakar campuran biodiesel.

Baca Juga: Strategi Penguatan Hilirisasi Sawit Bagi Pangan dan Energi Indonesia

Terkait pasokan, dalam kesempatan lain Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim menyampaikan bahwa produsen biodiesel Fatty Acid Methyl Esters (FAME) dalam negeri siap untuk memasok FAME guna mendukung program penggunaan Biodiesel 30 (B30) pada 2020 mendatang.

“Dari sisi kemampuan pasok industri, maka industri biodiesel FAME dalam negeri sangat siap untuk memasok FAME untuk kebutuhan program B30,” kata Abdul Rochim.

Rochim memaparkan sebagai pembina industri produsen biodiesel FAME, Kemenperin memastikan bahwa kapasitas terpasang produksi FAME dalam negeri mencapai 12,05 juta kilo liter, sedangkan utilisasi atau produksi aktual FAME sebesar 9,2 juta kiloliter pada 2019.

Sementara itu, kebutuhan Biodiesel FAME untuk mendukung kebijakan B30 mencapai 9,6 juta kiloliter pada 2020.

“Pada 2020 akan ada tambahan kapasitas produksi (revamping pabrik lama dan tambahan pabrik baru sebesar 1,2 juta kiloliter), sehingga total kemampuan pasok biodiesel pada 2020 mencapai 10,4 juta kiloliter,” ujar Rochim.

Baca Juga: Total Alokasi Biodiesel untuk 2025 Tembus 15,6 Juta Kiloliter, APROBI Beri Apresiasi