Suara.com - Kemarin, dunia maya diramaikan dengan terbakarnya sebuah mobil Lamborghini di Surabaya, Jawa Timur.
Bukan pertama kali, sebelumnya mobil Lamborghini milik artis Raffi Ahmad juga mengalami hal yang serupa.
Seolah lagu lama, di dunia maya, kasus serupa sangat sering terjadi. Tak cuma pada mobil Lamborghini namun juga di mobil-mobil sport pada umumnya. Kenapa demikian?
Dirangkum dari berbagai sumber, begini penyebab umum terbakarnya mobil-mobil sport.
Baca Juga: Menebak Nasib Website di Tengah Gempuran Media Sosial dan Cara Membuatnya
1. Mesin terlalu panas
Ganasnya performa mobil sport memang dibarengi dengan tingginya panas yang timbul di mesin. Dari pabrikan, mobil tersebut didesain untuk menempuh kecepatan tinggi sehingga aliran udara ke radiator dikalkulasikan cukup untuk mencegah overheating.
Namun beda kasus jika mobil tersebut digunakan untuk melalui kondisi jalanan yang macet sehingga asupan udara sangat kurang, tak heran mesin sangat berpotensi untuk meledak.
Belum lagi jika mempertimbangkan kondisi udara di saat kendaraan melalui jalanan padat di mana udara tersebut kerap kali bersuhu tinggi, sehingga mobil sport memang sangat tidak disarankan untuk melalui jalanan padat apalagi macet.
2. Komponen modifikasi yang tak layak
Baca Juga: Pengendara Lamborghini yang Keluarkan Asap di Surabaya, Enggan Tunjukan KTP
Komponen modifikasi yang tak layak juga membuat mobil juga rawan terbakar. Performa ganas dari mobil sport harus diimbangi dengan pemasangan komponen modifikasi kelas wahid untuk mencegah insiden yang tak diinginkan.
3. Rem memicu api
Tak cuma mesin, sektor pengereman pada mobil sport juga sangat berpotensi menimbulkan percikan api. Hal ini dikarenakan panas berlebih pada cakram/kampas rem yang timbul akibat kencangnya performa mobil tersebut.
Pada mobil balap, hal ini sedikit bisa ditanggulangi dengan melakukan cool down laps di mana mobil diajak untuk berjalan santai untuk mendinginkan rem.
Selain itu, penggunaan kampas rem abal-abal bisa menimbulkan adanya api.
4. Perawatan
Perawatan mobil ini juga memegang faktor krusial. Selain rajin servis, mobil ini juga harus kerap dipanaskan sehingga aliran oli, cairan pendingin mesin dan banyak hal lainnya tetap tersirkulasi.
Mobil yang jarang digunakan bakal membuat sirkulasi oli dan cairan pendingin mesin tidak lancar. Namun penggunaan yang terlalu sering juga kurang disarankan, apalagi jika tidak dibarengi dengan perawatan intensif.