Suara.com - PT Benelli Motor Indonesia (BMI) sepertinya masih pikir-pikir untuk mendirikan pabarik perakitan di Indonesia. Pasalnya, sampai saat ini merek asal Italia ini mengaku belum keputusan dari pihak prinsipal.
"Masalah investasi belum diputuskan oleh Geely. Sempat ada pilihan antara Indonesia, Thailand, dan Malaysia," ujar Steven Kentjana Putra, Direktur BMI, di Istora Senayan, Jakarta.
Kendati demikian, Steven mengklaim, pasar otomotif Indonesia memang mencuri perhatian prinsipal Benelli. Dengan penjualan roda dua sekitar 6 juta unit per tahun menjadi salah satu alasannya.
"Beberapa waktu lalu, Benelli Indonesia juga sudah lakukan feasibility study dengan beberapa konsultan lain. Memang ada niatan dari Geely untuk investasi," kata Steven.
Baca Juga: Benelli Leoncino 500 dan TRK 502 Mengaspal di IIMS 2019
Namun diakui, pajak motor di atas 250 cc memang sedikit menyulitkan buat Benelli. Bahkan, pembaruan pajak PPnBM dari pemerintah dinilai belum terlalu membantu untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif.
"Regulasi di negara kita agak susah untuk motor di atas 250 cc," ungkapnya.
Steven mengambil contoh, di negara tetangga seperti India, harga produk Benelli bisa lebih kompetitif. Imperiale 400 misalnya, harganya bisa Rp 30 jutaan.
"Mereka tanpa PPnBM, Imperiale 400 bisa hanya Rp 30 juta. Di sini, saya harus hitung PPnBM," terang Steven.
Sebagai perbandingan, Benelli baru saja memboyong Imperiale 400 ke Indonesia. Berbeda dengan di India, disini motor bergaya klasik tersebut dibanderol dengan harga Rp 79 juta atau selisih harga sekitar Rp 49 juta.
Baca Juga: Yes, Benelli Siap Menggoda Pencintanya dengan Motor Underbone!