Suara.com - Siapakah Lewis Hamilton dan siapa pula Luis Leeds? Nama pertama adalah juara dunia Formula One (F1) enam kali. Sementara satu lagi adalah juara CAMS Australian Formula 4 Championship 2019.
Dari laman resmi CAMS Australian Formula 4 Championship 2019 dituliskan, “(Luis) Leeds’ final round victory capped off a dominant season for the young Victorian, with six round wins, five Castrol Pole Positions and nine out of 18 race wins. Alongside completing his Year 12 studies, Leeds will now embark on raising funds for his 2020 campaign as he seeks to return to Europe in the FIA Formula 3 Championship.”
Artinya jelas bahwa Luis Leeds, sang juara CAMS Australian Formula 4 Championship 2019 tengah menggalang dana agar bisa terus balap ke jenjang berikutnya di Eropa. Sebuah perjalanan lanjutan untuk mencapai level F1.
Lantas apa relasinya dengan Lewis Hamilton?
Baca Juga: 5 Best Otomotif Pagi: Sebastian Vettel Motoran, Truk Pertamina Ngacir
Seperti disebutkan juara dunia F1 enam kali dalam talk show itu, bahwa balap single seater sampai jenjang jet darat perlu pendanaan tidak sedikit. Apalagi bila dibandingkan dengan sepak bola contohnya, yang telah menjadi bagian dari budaya Britania Raya.
Bahkan, terus terang seorang Lewis Hamilton menyatakan memiliki sahabat yang sangat bagus skill balapnya. Namun tidak bisa masuk F1 berkait pendanaan.
Modal apakah yang telah dimiliki Luis Leeds untuk bisa meneruskan jenjang balapnya sampai seperti salah satu idolanya ini—yang diajaknya berpotret saat gelaran F1 GP Australia, Melbourne?
Seperti diungkapkan langsung oleh Luis Leeds dalam wawancara eksklusifnya dengan Suara.com, “Di usia 15 tahun, saya sudah angkat koper dari Melbourne, meninggalkan rumah dan keluarga, untuk bergabung dengan akademi Red Bull Junior Team di Milton Keynes, England.”
Nah, di saat-saat remaja usia sebayanya sibuk dengan kegiatan jalan bareng akhir pekan, berenang di pantai-pantai kondang seantero negara bagian Victoria, Australia, lajang bernama lengkap Luis William Mahendra Leeds sibuk ke gym, latihan beban, sampai belajar dengan simulator yang didapatnya sebagai siswa junior ke tim Red Bull F1.
Baca Juga: 5 Best Otomotif Pagi: Jorge Lorenzo ke Bali, Bos Facebook Pilih Honda
Dan kini, selembar surat yang ditandatangani langsung oleh Claire Williams, OBE, putri Sir Frank Williams selaku pemilik tim Williams F1 telah dikantongi. Intinya, Luis Leeds berpeluang masuk ke development programme tim Williams F1. Dengan catatan dokumen dan dana perlu dibereskan sebelum deadline per 1 Desember 2019.
Persoalannya, kembali mengutip kalimat Lewis Hamilton. Untuk hal ini, diperlukan pendanaan besar. Senada yang diungkap laman resmi F4 Australia tentang lajang berdarah paduan Indonesia-Australia ini: Luis Leeds perlu kampanye penggalangan dana untuk meneruskan jenjang balapnya di Eropa.
Apakah Luis Leeds akan berhasil dengan deadline sebelum Desember 2019 awal? Termasuk keinginannya untuk berlaga membawa bendera Merah Putih? Harapannya begitu, apalagi wakil Indonesia sejauh ini baru tercatat Rio Haryanto sebagai driver F1 pertama asal Indonesia.
Time is ticking! Good luck, Luis Leeds.