Komponen KBL Jadi Senjata Utama Indonesia Bersaing di Tingkat Global

Rabu, 27 November 2019 | 17:00 WIB
Komponen KBL Jadi Senjata Utama Indonesia Bersaing di Tingkat Global
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) didampingi pembalap Sean Gelael (kiri) berada dalam mobil listrik ketika mengikuti konvoi melintas di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Jumat (20/9). [Suara.com/Arya Manggala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani menilai bahwa kekayaan material bisa menjadi senjata Indonesia untuk menempatkan diri sebagai salah satu pemain utama Kendaraan Bermotor Listrik atau KBL global.

Menurutnya, Indonesia memiliki sumber daya alam yang menjadi komponen utama mobil listrik, yakni baterai lithium. Hal ini dinilai bisa membuat Indonesia sebagai pemain dalam rantai KBL.

Presiden Joko Widodo mengenakan helm sebelum ANTARA FOTO/Wahyu Putro Amenjajal motor listrik buatan dalam negeri 'Gesits' seusai melakukan audiensi dengan pihak-pihak yang terkait produksi di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11/2018). Audiensi tersebut membahas persiapan produksi massal sepeda motor listrik Gesits. [ANTARA FOTO/Wahyu Putro A].
Presiden Joko Widodo mengenakan helm sebelum ANTARA FOTO/Wahyu Putro Amenjajal motor listrik buatan dalam negeri 'Gesits' seusai melakukan audiensi dengan pihak-pihak yang terkait produksi di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11/2018). Audiensi tersebut membahas persiapan produksi massal sepeda motor listrik Gesits. [ANTARA FOTO/Wahyu Putro A].

"60 persen biaya kendaraan listrik ada di baterai. Dari sini saja Indonesia sudah memiliki daya saing yang kuat," ujar Rosan Perkasa Roeslani, di gedung Tribrata, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Lebih lanjut, Rosan Perkasa Roeslani memaparkan, potensi ini tidak hanya sebatas komponen. Akan tetapi harus ada sinergi antara pelaku industri dengan pemerintah. Karena semuanya bisa berjalan kalau panduan kebijakan yang ada sudah jelas.

Baca Juga: Ditanya Soal Rio Haryanto, Inilah Pujian Luis Leeds

"Banyak pelaku industri sudah mengutarakan minatnya terhadap mobil listrik. Namun semua masih menunggu insentif apa yang akan diberikan pemerintah," kata Rosan Perkasa Roeslani.

Untuk itu, Kadin berharap peta jalan (roadmap) Battery Electric Vehicle (BEV) bisa segera rampung tanpa harus menunggu kesiapan industri komponen utama. Pasalnya beberapa negara lain sudah memulainya, termasuk Thailand.

"Roadmap ini bisa mencakup kategori kendaraan LCEV, HEV, PHEV dan BEV," tukas Rosan Perkasa Roeslani.

Sebelumnya, ia juga mengatakan bahwa KBL adalah kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi produsen utama otomotif di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Untuk mencapai target ini, ada beberapa tantangan yang perlu diselesaikan.

"Saat ini Indonesia masih di bawah Thailand untuk urusan ekspor Perpres No. 55 Tahun 2019 bisa menjadi langkah awal bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama kendaraan listrik di ASEAN," tandas Rosan Perkasa Roeslani.

Baca Juga: The Marquez Boys Satu Tim, Unggahan Alex Marquez Bikin Auto Meleleh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI