Suara.com - Datsun menjadi produsen otomotif kedua setelah Chevrolet--yang berada di bawah naungan General Motors (GM)--memutuskan angkat kaki dari Indonesia pada pengujung 2019.
Menanggapi hal ini, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengatakan, keduanya memiliki persoalan yang berbeda.
"Jadi begini, kalau kayak kemarin GM memang ada ke Kemenperin. Dia menyampaikan akan berhenti untuk jualan tetapi komitmen untuk tetap menjamin after sales," ujar Putu Juli Ardika, di Plaza Senayan, Jakarta Pusat.
Tetapi, tambah Putu Juli Ardika, untuk kasus Datsun ini agak berbeda karena Nissan masih tetap ada di sini (Indonesia). Jadi masih banyak produknya untuk Nissan Grup.
Baca Juga: Ditanya Soal Rio Haryanto, Inilah Pujian Luis Leeds
Hanya, dijelaskan Putu Juli Ardika, Datsun memang belum memberikan surat resmi ke Kementerian Perindustrian.
"Dia (Datsun) sedang mencari waktu untuk bisa melapor kepada Menteri Perindustrian. Tetapi saat ini Menteri Perindustian memang sedang sibuk-sibuknya mendampingi Presiden," papar Putu Juli Ardika.
Seperti diketahui, penjualan yang terus merosot menjadi faktor Datsun angkat kaki dari Indonesia. Penjualan wholesales Datsun Cross sejak pertengahan tahun sebenarnya terbilang baik.
Di periode Juni 2019, distribusinya bisa menembus 500 unit, tepatnya 535 unit. Pencapaian itu kemudian terus turun menjadi 194 unit di Juli 2019 sebelum akhirnya naik menjadi 223 unit pada Agustus 2019, dan terjadi kosong atau nol unit penjualan untuk dua bulan berikutnya.
Baca Juga: Sirkuit Sentul Jadi Nostalgia Mick Doohan Tentang Indonesia